
PMN Rp31,35 Triliun Hutama Karya pada Tahun 2022 untuk Pendanaan 8 Ruas Tol

Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto
BUMN konstruksi, PT Hutama Karya (Persero), kembali mengajukan usulan Penyerataan Modal Negara (PMN) pada tahun anggaran 2022. Total yang diusulan adalah Rp31,35 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan delapan ruas tol di Trans Sumatera.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto mengungkapkan delapan ruas tol yang akan didanai oleh PMN tahun 2022 tersebut adalah Pekan Baru-Dumai sebesar Rp293 miliar; Binjai-Langsa sebesar Rp3,581 triliun, Simpang Indralaya-Muara Enim sebesar Rp7,18 triliun dan Kisaran-Indrapura sebesar Rp2,422 triliun.
Selanjutnya, ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sebesar Rp5,57 triliun; Taba Penanjung-Bengkulu sebesar Rp1,237 triliun; Sigli-Banda Aceh sebesar Rp6,376 triliun dan Pekanbaru-Pangkalan sebesar Rp5,204 triliun.
“PMN tahun 2022 ini bagi pemerintah akan bermanfaat untuk konektifitas di Pulau Sumatera, kemudian juga ada kenaikan economic internal rate of return dan peningkatan fiskal selama masa konsesi. Bagi masyarakat waktu tempuh perjalanan di Sumatera menjadi lebih efisien, penurunan biaya transportasi barang dan jasa rata-rata 24,22%, juga penyerapan tenga kerja selama masa konsesi sepanjang koridor jalan tol Trans Sumatera,” ujar Budi saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (1/9).
Sesuai dengan Peraturan Presiden No.100 tahun 2014 yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden No.117 tahun 2015, Hutama Karya mendapat penugasan untuk melaksanakan pengusahaan jalan tol di Sumatera.
Saat ini, Hutama Karya telah mengoperasikan 531 kilomter (km) jalan tol di Sumatera mulai dari Bakauheni sampai Kayu Agung, kemudian Palembang-Indralaya, Pekanbaru-Dumai, Medan-Binjai dan sebagian di Aceh, dengan investasi sebesar Rp65,63 triliun.
Saat ini, Hutama Karya sedang menyelesaikan sejumlah ruas lainnya dengan total panjang 533 km. Budi mengatakan tahun 2023 nanti, Hutama Karya akan mengoperasikan jalan tol Trans Sumatera sepanjang 1.064 km, dengan total investasi sebesar Rp152 triliun.
Sejak tahun 2015 hingga 2020, Hutama Karya telah mendapatkan PMN sebesar Rp27,1 triliun. Ini belum termasuk Rp6,2 triliun PMN tahun 2021 yang dicairkan pada Senin pekan ini.
Selain dari PMN, Hutama Karya juga mendapatkan pinjaman sebesar Rp42,3 triliun dan ekuitas dari partner Waskita Karya untuk Kuala Tanjung-Parapat sebesar Rp106 miliar.
“Jadi, ketersediaan dana untuk investasi yang saat ini ada Rp69,54 triliun dan kekurangannya adalah Rp66,6 triliun,” ujar Budi. Kekurangan ini belum memasukan PMN tahun 2021 yang sudah dicairkan pekan ini yaitu Rp6,2 triliun.
Di luar Rp66,6 triliun itu, juga dana talangan tanah yang tidak bisa dibayarkan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan biaya dana (cost of fund) atas dana talangan tanah tersebut sebesar Rp351 miliar. Kemudian ada juga biaya detil disain untuk ruas dari Betung-Palembang-Jambi sampai Pekanbaru sebesar Rp263 miliar.
1 comment
Leave a reply

[…] baru lagi untuk menyelesaikan penugasan pemerintah untuk membangun tol Trans Sumatera. Karena itu, Penyerataan Modal Negara (PMN) menjadi satu-satunya sumber pendanaan untuk menuntaskan proyek sepanjang 1.064 kilometer […]