Setujui PMN dan Right Issue, Ini Harapan Komisi VI terhadap Adhi Karya
Komisi VI DPR menerima dan memahami pemberian penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 1,9 triliun kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI serta rencana pelaksanaan right issue publik senilai Rp 1,8 triliun. Karena itu, Adhi Karya diharapkan menyiapkan strategi untuk right issue dan mempertimbangkan faktor target penyerapan dana publik.
“Jika right issue tidak tercapai, maka Adhi Karya diminta menyiapkan langkah dan pilihan lain,” kata Wakil Ketua Komisi VI Sarmuji di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/11).
Sementara itu, Direktur Utama PT Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson dalam paparannya mengatakan, pihaknya telah menerima dana PMN hasil persetujuan Komisi VI itu. Karena itu, Perseroan hanya tinggal menjalankan aksi korporasi melalui right issue pada 2022 ini.
Penyertaan modal tersebut, kata Entus, akan digunakan untuk melaksanakan proyek jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Yogyakarta-Bawen, dan SPAM Karian. Sedangkan untuk metode privatisasi, akan dilakukan melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Adhi Karya merupakan perusahaan terbuka dengan porsi kepemilikan negara sebesar 51%, dan publik 49%. “Jadwal pelaksanaan masih on track, karena waktu itu surat efektif OJK telah kami peroleh pada tanggal 14 Oktober 2022. Kemudian perdagangan pasar reguler untuk right issue mulai dari 28 Oktober-8 November 2022. Terakhir kita menunggu 2 hari ini tanggal 9 dan 10 November untuk proses tambahan-tambahan dan penyetoran dana dari pemesanan tersebut,” ujar Entus.
Dari sisi manfaat, kata Entus, penggunaan PMN dan right issue dapat berkontribusi bagi program pemerintah. Semisal, mendukung program strategis nasional untuk tujuan yang berkelanjutan, meningkatkan produk domestik bruto (PDB), penciptaan lapangan kerja, serta berkontribusi bagi fiskal, dan pajak negara.
Dari sisi manfaat lainnya, lanjut Entus, PMN dan right issue juga dapat meningkatkan konektivitas logistik dan mobilitas antar-wilayah. Dan, itu dinilai mampu mendukung destinasi pariwisata Candi Borobudur dan Candi Prambanan, mendukung program SDG’s, serta kesehatan masyarakat.
“Menjaga sustainability perusahaan sebagai BUMN, meningkatkan kapasitas usaha perusahaan dan membantu perusahaan untuk melakukan percepatan recovery akibat dampak pandemi Covid-19,” kata Entus.
Entus karena itu mengucapkan terima kasih atas dukungan dan arahan dari anggota dan pimpinan Komisi VI terhadap pelaksanaan PMN dan right issue Adhi Karya. “Kami sekali lagi mengucapkan terima kasih atas dukungan dan alhamdulilah ekuitas kami ini sudah naik sekarang, paling tidak naik sekitar Rp 2,9 triliun. Artinya dari Rp 5,8 triliun, menjadi Rp 9 triliun,” kata Entus.