Realisasi Kinerja Pendapatan Negara Naik 0,3% dan Defisit Rp 309,2 T
Realisasi kinerja pendapatan negara hingga 31 Oktober 2024 mencapai Rp 2.247,5 triliun. Angka tersebut naik 0,3% secara tahunan (yoy), dan mencapai 80,2% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024.
Dari sisi belanja negara, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pemerintah telah membelanjakan Rp 2.556,7 triliun atau sebesar 76,9% anggaran APBN 2024. Secara garis besar, belanja negara hingga akhir Oktober 2024 mengalami peningkatan 14,1% secara yoy.
“Dan ini memberikan dampak perekonomian yang cukup baik,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya soal APBN Kita di gedung Kemenkeu, Jakarta, Jumat (8/11).
Kemudian, kata Sri Mulyani, pemerintah mencatat adanya defisit sebesar Rp 309,2 triliun atau -1,37% terhadap produk domestik bruto (PDB). Jumlah tersebut, cenderung lebih kecil dari pagu defisit APBN 2024 yang ditetapkan bersama DPR. Kemudian, dari sisi keseimbangan primer tercatat surplus sebesar Rp 97,1 triliun.
“Dan ini berarti keseimbangan primer positif. Seperti diketahui untuk APBN 2024 postur yang sudah ditetapkan dalam undang-undang, defisit adalah dirancang dengan 2,29% dari PDB. Ini berarti defisit ini masih lebih kecil dibandingkan yang ada di dalam undang-undang APBN,” ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, Wamenkeu Anggito Abimanyu menambahkan, penerimaan pajak hingga 31 Oktober 2024 sebesar Rp1.517,53 triliun atau 76,3% dari target. Dari sisi pajak penghasilan (PPh) non-minyak dan gas bumi (migas) sebesar Rp 810,76 triliun hingga 31 Oktober 2024 atau mengalami penurunan sebesar 0,34% secara tahun berjalan (ytd).
Selanjutnya, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sebesar Rp 620,42 triliun atau naik 7,87% ytd. Pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak lainnya sebesar Rp 32,65 triliun atau naik 12,81% ytd. PPh migas sebesar Rp 53,70 triliun atau turun 8,97% secara ytd.
“Yang cukup menggembirakan adalah kondisi perbaikan ini sudah terjadi dalam 2 bulan terakhir dan alhamdulillah ini berlanjut di bulan Oktober,” kata Anggito.