Wijaya Karya Beton Tbk Bidik Pertumbuhan Kontrak Baru Hingga 10% Tahun 2024
PT Wijaya Karya Beton Tbk atau Wika Beton (WTON) siap melangkah ke tahun 2024 dengan pandangan optimistik. Anak perusahaan Wijayak Karya (WIKA) ini membidik kontrak baru yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 ini.
“Kami memandang tahun 2024 dengan optimis walaupun tahun tersebut merupakan tahun politik. Kami optimis dapat meningkatkan perolehan omzet kontrak baru untuk tumbuh 5%- 10%,” ujar Kuntjara, Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton Tbk dalam acara Public Expose Live 2023 beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (5/12).
Hingga Oktober 2023, Wika Beton mencatat omzet kontrak baru sebesar Rp5,65 triliun.
“Kami memprediksi perolehan omzet kontrak baru sampai dengan akhir tahun 2023 bisa sama atau sedikit lebih besar dibandingkan dengan perolehan omzet kontrak baru tahun lalu,” ujar Kuntjara.
Tahun 2022 lalu, Wika Beton memperoleh kontrak baru sebesar Rp7,01 triliun atau naik 34,55% dibanding periode yang sama di tahun 2021, yakni Rp5,21 triliun.
“Tahun depan, dari data proyek-proyek backbone, kami dapat tumbuh 5%-10% dari rencana perolehan omzet kontrak baru tahun ini atau di atas Rp7 triliun,” ujar Kuntjara.
Kuntjara mengatakan untuk tahun 2024, ada beberapa proyek backbone atau sasaran proyek yang tersebar dari Aceh, Sumatera Utara sampai Papua di sektor infrastruktur yang masih menjadi andalan Wika Beton.
“Di wilayah Jawa terdapat proyek-proyek berupa proyek tol, pabrik-pabrik seperti pabrik pulp, proyek jembatan. Untuk wilayah Jawa, kami menargetkan omzet kontrak baru sebesar 45%-50%. Di Sumatera sendiri ada beberapa proyek jalan tol yang merupakan kelanjutan dari pembangunan jalan tol tahun ini,” ujarnya.
Masih di wilayah Sumatera, ada juga proyek Jalan Layang Kereta Api Medan-Binjai di Sumatera Utara. Target perolehan omzet kontrak baru dari wilayah Sumatera yakni di kisaran 24%.
“Di wilayah Kalimantan masih ada kelanjutan dari proyek IKN, kami masih merencanakan perolehan omzet kontrak baru dari proyek IKN di tahun depan berupa proyek tol, gedung. Untuk itu, kami merencanakan suplai produk beton pracetak, readymix, dan jasa instalasi dengan jumlah omzet kontrak sekitar Rp300 miliar hingga Rp400 miliar,” ujarnya.
Selain itu, pembangunan infrastruktur juga akan menyentuh wilayah Sulawesi dan Papua dengan porsi omzet kontrak baru sebesar 20%.