Beam Mobility Tawarkan Transportasi Alternatif Atasi Polusi Udara di Jabodetabek
Beam Mobility menawarkan transportasi alternatif untuk mengatasi masalah polusi udara yang terjadi saat ini. Beam sebagai perusahaan mobilitas mikro menghadirkan berbagai sistem yang berkelanjutan, efisien, aman, dan terjangkau.
Country Manager Beam Mobility Indonesia Devraj Sathivelu mengatakan, pihaknya sangat prihatin terhadap kualitas udara di Indonesia khususnya di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang terjadi belakangan ini. Karena itu, Beam mendorong sinergitas antara regulator, perusahaan swasta, dan masyarakat untuk mendukung pengurangan polusi udara melalui transportasi alternatif.
Devraj menambahkan, Beam Mobility berkomitmen, dan berekspansi mendukung gaya hidup berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia. “Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275 juta, kemudahan mobilitas dengan transportasi ramah lingkungan menjadi aspek penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari,” kata Devraj dalam keterangannya, Selasa (29/8).
Sementara itu, Senior Communications Associate Beam Mobility Indonesia Bagus Sukmana mengatakan, pihaknya terus berupaya mengurangi emisi karbon dengan menerapkan reduction action plan. Upaya tersebut terwujud melalui sertifikasi Climate Neutral yang diperoleh Beam pada 2019.
“Kami adalah satu-satunya operator mobilitas mikro yang telah menerima sertifikasi Climate Neutral di Asia Pasifik selama 3 tahun berturut-turut,” ujar Bagus.
Di Indonesia, kata Bagus, Beam telah hadir di beberapa kota dan wilayah seperti Bali, Bogor, Jababeka, Alam Sutera, Bintaro, Jakarta Garden City, Citra Raya, Sedayu City, dan kawasan permukiman lainnya. Juga tersedia di kawasan edukasi seperti Universitas Indonesia.
Dari total unit, lanjut Bagus, Beam telah memiliki 4.000 unit sepeda listrik yang disewakan. Karena itu, Beam optimistis jumlah tersebut akan semakin bertambah hingga di akhir tahun ini. Pencapaian tersebut akan terlaksana apabila proses kerja sama antara Beam dengan pihak pemilik lahan dapat berjalan dengan baik.
“Kalau semuanya lancar kita bisa tambah maksimal di angka 2.000 unit sampai akhir tahun. Ada tambahan sekitar 2 sampai 4 area. Jadi ada kawasan pendidikan, ada kawasan hunian juga ada,” kata Bagus.
Dari sisi teknologi, Senior Product Manager Beam Mobility Indonesia Christofe Survian mengatakan, seluruh transportasi Beam Mobility sudah dilengkapi dengan teknologi geofence. Teknologi tersebut memungkinkan Beam memonitor kondisi kendaraan secara langsung.
Geofence, kata Christofe, juga mampu mendeteksi apabila sepeda listrik yang disewakan mengalami permasalahan. “Teknologi geofence ini juga dapat mendeteksi ketika diperlukan penggantian baterai untuk armada Beam. Bahkan teknologi geofence memberi batasan untuk wilayah ataupun area yang bisa dilewati setiap pengendara e-bike Beam,” tutur Christofe.