Gandeng Yayasan Habitat Kemanusiaan, Centratama dan Edge Point Buka Perpustakaan Digital di 2 Tempat Ini, Apa Saja?

0
59
Reporter: Rommy Yudhistira

Anak perusahaan EP ID Holdings Pte Ltd (Edge Point) membuka perpustakaan digital pada 2 sekolah di wilayah Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pembukaan perpustakaan digital di MTS Maulana Ibrahim, Gresik, Jawa Timur dan SMPN 4 Sentolo, Kulon Progo, DIY, merupakan bagian dari program perusahaan yang bernama connectivity for communities.

CEO Centratama Raymond Yan mengatakan, pihaknya dan Edge Point menggandeng Yayasan Habitat Kemanusiaan Indonesia (Habitat for Humanity) berupaya menyediakan perpustakaan digital yang lengkap untuk 2 sekolah tersebut. Perpustakaan digital itu dirancang menjadi pusat pembelajaran, penelitian, dan pengembangan diri.

Soal fasilitasnya, kata Raymond, perpustakaan digital itu dilengkapi dengan koneksi internet, ruangan yang tersedia akses ke berbagai materi pendidikan, e-book, platform pembelajaran interaktif, dan konten multimedia yang berkaitan dengan mata pelajaran siswa/siswi.

“Melalui program connectivity for communities ini, kami bertujuan untuk memberdayakan para siswa di daerah yang kurang terlayani, memberikan mereka lebih banyak kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik dan lebih cerah,” kata Raymond dalam keterangan resminya pada Selasa (5/3) kemarin.

Baca Juga :   Ketua Indonesia Fintech Society: Revisi Perpres, Saatnya Digitalisasi Bansos

Raymond menambahkan, sekolah yang terpilih berdasarkan pertimbangan dan kriteria yang meliputi tingkat kemakmuran, serta tingkat pendidikan tertinggi secara keseluruhan untuk siswa/siswi di daerah tersebut. Misalnya, wilayah Gresik, Jawa Timur, memiliki 3.447 keluarga yang diklasifikasikan sebagai pra-sejahtera dan 2.294 keluarga yang diklasifikasikan sebagai sejahtera I.

Sementara di Sentolo, DIY, kata Raymond, 89% dari populasi perumahan di bawah standar memiliki pendapatan kurang dari US$ 1 per orang per hari, sementara tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai adalah sekolah dasar dengan persentase 46%. Hingga saat ini, program connectivity for communities telah memfasilitasi konektivitas sebanyak 6 sekolah, yang berdampak pada lebih dari 5.000 siswa. Program ini ditargetkan untuk memberikan manfaat bagi 10 sekolah lainnya pada tahun 2024.

“Kami percaya bahwa akses terhadap informasi dan pendidikan merupakan hak asasi manusia, dan kami menyadari kekuatan transformatif dari pendidikan digital. Program ini juga sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat yang kami layani, dan dalam jangka panjang menciptakan Indonesia yang lebih inklusif secara digital,” ujar Raymond.

Baca Juga :   BNN Diminta Antisipasi Peredaran Narkoba Secara Digital

Sementara itu, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik Misbahul Munir mengatakan, pihaknya mengapresiasi dan mendukung penuh inisiatif Centratama, Edge Point, dan Yayasan Habitat Kemanusiaan Indonesia. “Anak-anak ini akan menjadi penerus bangsa. Kita harus mendorong mereka untuk selalu belajar hal-hal baru dari berbagai sumber informasi, baik dari buku bacaan maupun materi pendidikan lainnya,” ujar Misbahul.

Mewakili sekolah yang menerima fasilitas, Kepala Sekolah MTS Maulana Ibrahim Gresik Hilal Badri mengatakan, sebelum adanya perpustakaan digital, para siswa mengalami keterbatasan untuk mengakses perangkat yang terhubung internet. Karena itu, kata Hilal, pihaknya sangat bersyukur atas adanya pembangunan digital di lingkungan sekolah.

“Kami berterima kasih kepada Centratama, Edge Point, dan Habitat for Humanity. Karena kami telah merencanakan untuk menggunakan teknologi untuk meningkatkan pendidikan kami dan sekarang kami telah memiliki bandwidth untuk mewujudkannya,” tutur Hilal.

 

Leave a reply

Iconomics