SPKS-Nissin Foods Holdings Kerja Sama Bangun Pilot Project agar Petani Kecil Masuk Industri Jepang
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dan Nissin Foods Holdings-Japan bekerja sama dalam membangun pilot project agar petani kecil masuk dalam supply chain industri di Jepang. Dengan memiliki sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), produk kelapa sawit yang dihasilkan petani dalam negeri bisa dipasarkan di Jepang.
Ketua SPKS Nasional Sabarudin mengatakan, pihaknya berharap rantai pasok yang ada di Jepang dapat menggunakan produk dari petani sawit skala kecil yang traceable, dan bebas deforestasi. Di Indonesia, program itu dijalankan melalui kerja sama SPKS sebagai organisasi petani sawit yang berperan dalam mendukung pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan di level petani skala kecil.
Dengan kerja sama itu, kata Sabarudin, pihaknya menginginkan adanya kemitraan yang adil antara petani kecil dan pembeli. Kemitraan yang adil dinilai akan mempengaruhi harga yang sesuai baik bagi petani maupun bagi pembeli.
“SPKS, dapat menjadi pihak independen atau verifikator untuk memastikan ketelusuran rantai pasok sawit yang berkelanjutan untuk pasar di Jepang,” kata Sabarudin dalam acara peluncuran program di Habitate Jakarta, Selasa (10/12).
Sementara itu, Manajer Umum divisi Perencanaan Perusahaan Nissin Foods Holdings Kei Saito mengatakan, peluncuran program yang dilakukan merupakan bentuk komitmen Nissin Foods Holdings sebagai perusahaan pembeli minyak sawit berkelanjutan di Jepang.
“Selama beberapa tahun, kami telah bermitra dengan SPKS untuk memfasilitasi dialog dengan para petani kecil di Indonesia. Kami sangat senang dapat meluncurkan inisiatif ini dengan dukungan kuat dari SPKS dan komunitas Desa Sugih Waras yang akan memainkan peran penting dalam proses sertifikasi RSPO,” kata Saito.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Caux Round Table Japan Hiroshi Ishida mengatakan, pihaknya merasa bersyukur dapat berperan dalam membangun kepercayaan lebih antara perusahaan dan petani kelapa sawit skala kecil di Indonesia. CRT sendiri merupakan organisasi yang menjembatani perusahaan dan petani untuk berkolaborasi.
“Melalui upaya ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik,” kata Ishida.
Kemudian, Sekretaris Desa Sugih Waras Asrianto mengatakan, petani sawit di desanya sangat mengharapkan kerja sama ini untuk perbaikan tata kelola sawit di tingkat desa. Terdapat 300 kepala keluarga dengan kebun sawit swadaya seluas 500 hektare di Desa Sugih Waras, Sumatera Selatan.
“Kami berharap, program kerjasama ini memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan petani di tingkat desa dan agar perusahaan sawit dapat membangun kemitraan yang adil bagi warga desa,” kata Waras.