Adu Kinerja 3 Bank BUMN Big Caps Selama 8 Bulan, BRI Paling Jelek

0
513

Di tengah suku bunga tinggi, bank-bank beradu strategi untuk mendapatkan dana murah dari masyarakat. Bank yang berhasil memperoleh dana murah yang lebih besar, bakal keluar sebagai pemenang.

Dana murah mengacu kepada giro dan tabungan (Current Account Saving Account atau CASA) yang memiliki tingkat suku bunga yang lebih rendah. Sementara dana mahal merujuk ke deposito yang memiliki tingkat suku bunga lebih tinggi.

Adi Wicaksono, Retail Analyst Maybank Sekuritas mengatakan dampak dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,75%, suku bunga deposito pun terkerek naik dari 3% menjadi 4,2% per September 2023. Sementara, suku bunga tabungan tetap stabil di bawah 1% yaitu 0,7%.

“Sehingga perbankan yang bisa mengambil dana dari masyarakat dari dana murah, itu menjadi bank pemenang karena cost of fund dapatnya murah, sementara suku bunga kredit enggak terlalu banyak naik, sehingga dia masih bisa mengalami net interset margin yang lebih stabil dibandingkan yang mendapatkan dana mahal,” ujar Adi dalam acara ‘Prospek Bank BUMN Big Caps Di Tengah Potensi Suku Bunga Tinggi dan Jelang Kinerja Q3 2023,” Jumat (29/9).

Adi mengungkapkan, suku bunga kredit relatif tidak mengalami kenaikan signifikan di tengah terkereknya suku bunga deposito. Suku bunga kredit konsumsi malah turun, setelah sempat menyentuh 10%, turun menjadi 9,5%. Sementara suku bubga investasi dan modal kerja naik, tetapi tidak terlalu tinggi yaitu rata-rata naik 20-60 basis poin ke level 8,4% hingga 8,9%.

Hingga September 2023, kredit perbankan tumbuh 9,06% year on year (yoy), kembali naik setelah pada Juli sempat hanya tumbuh 7% yoy. Adi memperkirakan, pertumbuhan kredit pada tahun ini tetap sejalan dengan target Bank Indonesia yaitu sekitar 10% yoy.

Baca Juga :   BRI akan Bagi Dividen Rp26,4 Triliun, 85% dari Laba Bersih Tahun 2021

Sementara di sisi deposito, per Sepetmber, menurut Adi pertumbuhannya melambat di level 6,2%. “Kelihatannya memang persaiangan dari perbankan itu sendiri untuk merebut dana masyarakat di tengah tren suku bunga yang tinggi,” ujarnya.

Kinerja 3 Bank BUMN Selama 8 Bulan

Adi menyampaikan 3 bank BUMN dengan kapitalisasi pasar besar (big caps) yaitu Mandiri, BRI dan BNI sudah merilis laporan keuangan hingga 8 bulan 2023. Dari laporan keuangan tersebut, dari sisi laba bersih pertumbuhan laba bersih Bank Mandiri masih kuat yaitu tumbuh 27,5% menjadi Rp31,5 triliun.

Pertumbuhan laba bersih yang cukup kuat juga dialami oleh Bank Negara Indonesia (BNI) yaitu tumbuh 12% menjadi Rp13,6 triliun. Sementara, Bank Rakyat Indonesia (BRI), meski masih tumbuh positif, tetapi pertumbuhannya relatif kecil yaitu 3,7% menjadi Rp34,8 triliun.

Menurut Adi Wicaksono, pertumbuhan yang kuat pada laba bersih Bank Mandiri ditopang oleh pendapatan bunga yang masih tumbuh kuat sebesar 22,3%. Meski beban bunga Bank Mandiri tumbuh signifikan 56,6%, tetapi net interest income (NII) tetap tumbuh cukup tinggi yaitu 13,6%.

Dari sisi laba sebelum provisi Bank Mandiri juga masih tumbuh 17,8%, yang ditopang oleh beban provisi yang menurun 18,6%.

“Jadi, katalisnya adalah pendapatan bunga yang masih strong dan beban provisi yang turun yang menyebabkan laba bersih Mandiri itu masih cukup bagus, tumbuh 27,5%,” ujarnya.

Baca Juga :   KPR di Bank Mandiri Kini Bisa Diajukan Melalui Aplikasi Livin’

Dari sisi kredit, kredit Bank Mandiri selama delapan bulan tumbuh 12,3%, tumbuh di atas rata-rata industri yang sekitar 9%.

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Mandiri tumbuh 9,8% yoy.  Pertumbuhan DPK ini terutama ditopang oleh pertumbuhan dana murah. Giro (Current Account) Bank Mandiri tumbuh 23% dan tabungan (Saving Account) tumbuh 6,7%. Sementara deposito yang memiliki suku bunga yang lebih mahal mengalami penurunan sebesar 4,5%.

“Bank mandiri ini memamng fokus ke dana murah di tengah suku bunga mahal, dimana suku bunga deposito sudah naik di atas 4%. Sementara suku bunga tabungan itu enggak banyak naik masih di bawah 1%, yang menyebabkan Bank Mandiri menjadi pemenang. Di tengah suku bunga tinggi dia masih mencatatkan laba bersih yang cukup positif,” ujar Adi.

Berbeda dengan Mandiri, selama delapan bulan 2023, kinerja BRI relatif tidak terlalu memuaskan. Pendapatan bunga BRI naik 11,2% yoy. Sementara beban bunga naik signifikan sebesar 76,3%, sehingga pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) turun tipis -0,9%.

Menurut Adi, kenaiakan beban bunga BRI ini dipicu oleh pertumbuhan deposito yang mencapai 20,1%, meski pada saat yang sama Giro dan Tabungan juga masing-masing tumbuh 20,3% dan 2,3%. Sehingga Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tumbuh 12,3%. Sementara kredit BRI pada periode yang sama tumbuh 11,9%.

“Jadi, (BRI) banyak menampung dana masyarakat dari dana mahal, sehingga menyebabkan beban bunga naik signifikan yang menyebabkan net interet income turun tipis dan interest margin terpukul di 8 bulan itu turun tipis menjadi 6,23%. Bank BRI diuntungkan oleh turunnya beban provisi turun 8,7% sehingga menyebabkan laba bersih masih tumbuh tipis 3,7% di 8 bulan,” ujar Adi.

Baca Juga :   Kerja Sama dengan Manulife, Komitmen BRI Dukung Digitalisasi Proses Bisnis Nasabah

“Jadi, kalau dibandingkan Bank Mandiri yang masih solid, bank BRI ini kelihatannya masih yang paling lagger dari sisi pertumbuhan laba di 8 bulan. Namun, estimasi dari tim Maybank, laba bersih BRI full year itu masih akan bertumbuh dobel digit, karena biasanya secara historis di kuartal keempat BRI itu masih bisa strong, dari sisi pendapatan bunga masih baik dan dari sisi beban provisi kelihatan turun lebih banyak di kuartal keempat sehingga menyebabkan laba bersih itu masih akan dobel digit,”tambah Adi.

Sementara untuk BNI, pendapatan bunga masih cukup baik, yaitu tumbuh 17,1% yoy. Beban bunga naik signifikan 60,9% sehingga menyebabkan net intersent income hanya tumbuh tipis 2,8%. Namun, beban provisi turun 23,2%. Dus, meski laba sebelum provisi hanya tumbuh 0,3%, tetapi dikompensasi dari penurunan provisi sehingga laba bersih BNI tumbuh 12%.

Penyaluran kredit BNI hingga Agustus 2023 tumbuh 8,4%. Sementara penghimpunan dana dari masyarakat atau dana pihak ketiga tumbuh 7,1%, yang terutama ditopang oleh pertumbuh dana murah giro sebesar 14,3%. Sementara deposito tumbuh 8%.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics