Bidik Dana IPO Hingga Rp12,9 Triliun, Ada Grup Salim dan Bakrie di Balik Amman Mineral

0
831

Rencana Penawran Umum Perdan Saham atau Initial Public Offering (IPO) PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) semakin mendekati kenyataan, setelah sudah lama menjadi pembicaraan di pasar modal.

Pemilik konsesi tambang Batu Hijau di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ini akan melepaskan maksimal 7,28 miliar lembar saham kepada publik. Dengan harga perdana pada kisaran Rp1.650 hingga Rp1.775 per lembar saham, perseroan diperkirakan akan memperoleh dana maksimal sebesar Rp12,93 triliun dalam IPO ini.

Berdasarkan prospektus, masa penawaran awal rencananya akan dilakukan pada 31 Mei hingga 16 Juni 2023. Pernyataan efektif dari OJK diharapkan diperoleh pada 26 Juni 2023, sehingga masa penawaran umum perdana saham direncanakan pada 28 Juni hingga 3 Juli 2023. Bila semuanya berjalan lancar, perusahaan tambang ini akan resmi menjadi penghuni Bursa Efek Indonsia pada 5 Juli 2023.

Rencana Penggunaan Dana

Sekitar Rp1,78 triliun dana hasil IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri atau AMIN melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMIN, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas Proyek Smelter di AMIN yang berlokasi di Dusun Otakeris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga :   Raup Dana Hampir Rp11 Triliun, BEI Sebut IPO Amman Mineral Terbesar Tahun Ini

Sekitar Rp3.04 triliun akan digunakan oleh Perseroan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara atau AMNT (sebelumnya dikenal sebagai PT Newmon Nusa Tenggara).

Sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas Proyek Ekspansi Pabrik Konsentrator dan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di AMNT.

Siapa Pemilik Amman Mineral?

Selama ini Amman Mineral diasosiasikan dengan Grup Medco, perusahaan energi milik Arifin Panigoro. Namun, prospektus IPO mengungkapkan ternyata Amman Mineral dimiliki oleh sejumlah pihak, bahkan ditengarai Grup Salim juga menjadi bagian di dalamnya.

Berikut adalah pemilik saham Amman Mineral saat ini berdasarkan prospektus:

PT Sumber Gemilang Persada: 35,58%
PT Medco Energi Internasional Tbk. : 23,13%
PT AP Investment :17,08%
PT Alpha Investasi Mandiri :7,86%
PT Pesona Sukses Cemerlang: 7,21%
PT Sumber Mineral Citra Nusantara: 5,12%
PT Medco Services Indonesia: 4,02%

Baca Juga :   AMMAN: Izin Ekspor Konsentrat Tembaga AMNT Berlaku Mulai 24 Juli 2023 hingga 31 Mei 2024

Siapa Dibalik Sumber Gemilang Persada?

Mengutip prospektus, PT Sumber Gemilang Persada merupakan pemegang saham baru Amman Mineral yang masuk setelah akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) efektif dilakukan. Akuisisi PT NNT pada tahun 2016 oleh Amman Mineral merupakan inisiasi yang dilakukan oleh Agoes Projosasmito.

PT Sumber Gemilang Persada yang berkantor di Plaza Sentral Lantai 2, Jalan Jenderal Sudirman, resmi berdiri pada tahun 2017. Perusahaan ini memiliki susunan pengurus sebagai berikut:

Komisaris: Husein Susilo Tjioe
Direktur: Agoes Projosasmito
Direktur : Denny Susanto Halim

Husein Susilo Tjioe diketahui pernah menjadi Direktur di PT Mentari Subur Abadi (PT MSA), perusahaan yang saat ini 80% sahamnya dimiliki oleh PT Salim Ivomas Tbk,  perusahaan sawit milik Grup Salim.

Sementara itu, Agoes Projosasmito merupakan sosok yang memiliki kedekatan dengan Grup Salim dan Grup Bakrie.  Setelah menjadi Wakil Presiden Direktur di PT Amman Mineral Nusa Tenggara, saat ini Agoes Projosasmito merupakan Direktur Utama PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). BRMS merupakan anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk, perusahaan tambang batubara yang kini dikendalikan oleh Grup Bakrie dan Grup Salim.

Baca Juga :   Bakal Melantai Besok di BEI, Dirut AMMN Berharap Dukungan Pelaku Pasar Tetap Positif

 

Leave a reply

Iconomics