Hari Ibu, OJK Dorong Partisipasi Perempuan Sebagai Investor Pasar Modal

0
771

Wakil Ketua DK OJK Nurhaida/Ist

Pada momentum hari ibu, 22 Desember ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong partisipasi kaum perempuan dalam berbagai sektor perekonomian termasuk di pasar modal.

Wakil Ketua Dewan Komisoner OJK, Nurhaida mengatakan saat ini jumlah investor peremuan di pasar modal masih jauh lebih kecil dibandingkan investor laki-laki.

“Sesuai dengan data dari KSEI [Kustodian Sental Efek Indonesia], kami lihat per November 2021 investor perempuan di pasar modal baru mencapai sekitar 38,89%. Sedangkan kalau kita bandingkan dengan investor dari gender laki-laki itu tercatat 61,11%. Jadi, ini sebetulnya kesempatan bagi perempuan Indonesia untuk bisa lebih meningkatkan perannya dan jumlahnya di dalam berinvestasi,” ungkap Nurhaida dalam acara Capital Market Women Emowerment Forum, Rabu (22/12).

Untuk mendorong partisipasi perempuan di sektor jasa keuangan ini, menurut Nurhaida literasi sangat diperlukan. “Beberapa topik yang sangat gencar disosialisasikan oleh OJK belakangan ini terkait dengan perencanaan keuangan, juga cara berinvestasi secara aman,” ujarnya.

Salah bentuk nyata upaya OJK untuk menjalankan inisiatif literasi keuangan ini adalah dengan meluncurkan buku literasi keuangan Indonesia dengan mengambil tokoh dalam keluarga Sikapi. Cerita-cerita yang diangkat dalam buku ini, misalnya istri membantu ekonomi rumah tangga, suami membantu pekerjaan rumah tangga, istri mendukung suami bekerja atau ini uang kita.

Baca Juga :   Banyak Kasus, Ada Apa dengan Industri Jasa Keuangan Indonesia?

“Ini merupakan cara-cara komunikasi kepada masyarakat untuk meningkatkan awareness, betapa peran seorang wanita sebagai istri sangat signifikan dan juga sebagai ibu tentunya dalam mengatur perekonomian sebuah keluarga. Nantinya, diharakan kemumpunian ini akan tumbuh dalam skala nasional. Jadi, berangkat dari skala keluarga, perempuan diharapkan bisa mengatur keuangan dengan baik, tentu ini juga akan membantu di dalam meningkatkan peran perempuan di dalam perekonomian di tingkat naisonal,” ujar Nurhaida.

OJK juga telah membangun strategi aliansi dengan beberapa institusi dan kementerian untuk meningkatkan literasi kepada seluruh masyarakat, secara spesifik kepada perempuan. Hal ini dimaksudkan agar perempuan Indonesia memiliki  kemapuan di sektor jasa keuangan yang cukup sehingga bisa melakukan kegiatan ekonomi secara wajar dan secara skill full.

“Saya optmis bahwa OJK akan terus mengambil peran dalam mengembanagkan dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam rangka mendukung implementasi kesetaraan gender. Kami berharap kesetaraan gender ini akan terus berkembang dan terus meningkat sehingga perempuan-perempuan Indoneisa, ibu-ibu Indonesia dapat berpartipasi dan berkontribusi secara lebih jauh di dalam pemulihan perekonomian pada saat ini dan pengembangan ekonomi Indonesia di masa mendatang,” ujar Nurhaida.

Leave a reply

Iconomics