Oscar Darmawan Sebut Kelesuhan Harga Kripto Saat Ini Bagian dari Siklus yang Wajar
Tahun 2022 ini menjadi mimpi buruk bagi investor aset kripto. Harga Bitcoin, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar,pada Sabtu (2/7), anjlok sekitar 72% dari level tertingginya pada November tahun lalu.
Mengutip Coinmarketcap, harga Bitcoin pernah mencapai pucuknya di level US$68.789 pada 10 November 2021. Pada Sabtu pagi (2/7), harga Bitcoin berada di sekitar US$19.244. Harga terbaru ini membawah nilai Bitcoin kembali ke harga pada Desember 2020 lalu.
Penurunan harga aset kripto ini terjadi karena berbagai macam faktor. Salah satu yang sering dianggap sebagai biang kerok adalah akibat kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed, untuk meredam gejolak inflasi tinggi di negara itu.
Tetapi, menurut Oscar Darmawan penurunan harga Bitcoin saat ini masih dalam batas wajar jika ditinjau secara historis. Menurut Founder dan CEO Indodax ini, penurunan harga Bitcoin saat ini merupakan bagian dari siklus empat tahunan yang pernah terjadi sebelumnya.
“Setelah Bitcoin mengalami All Time High di 2013, 2017 dan 2021, maka akan terjadi penurunan harga yang cukup signifikan di tahun berikutnya yang diikuti dengan penurunan kripto lainnya. Kita bisa lihat bagaimana penurunan terjadi pada tahun 2014, 2018 dan sekarang di tahun 2022,” ujar Oscar dalam keterangannya yang diterima Theiconomics.
Menurutnya, siklus empat tahunan ini sering dimanfaatkan oleh orang-orang untuk membeli dan mengumpulkan aset kripto. Karena saat harga Bitcoin turun, harga aset kripto lain biasanya juga mengikuti.
“Biasanya harga mayoritas kripto akan mengikuti Bitcoin sebagai aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Momen bearish saat ini justru adalah momen yang sering dimanfaatkan para trader jangka panjang untuk mengumpulkan portofolio kripto dengan membeli kripto yang mereka inginkan di harga yang murah,” jelasnya.
Di Indodax sendiri ada 200 lebih jenis aset kripto. Namun, tidak semua aset kripto mengalami penurunan seperti Bitcoin. Ada beberapa aset kripto lain yang justru naik ketika harga mayoritas kripto sedang turun, yatu token derivatif. Token derivative merupakan token yang bergerak berlawanan dengan harga kripto pada umumnya. Indodax menyediakan token derivatif seperti HEDGE dan BEAR yang harganya akan naik Ketika harga Bitcoin turun ataupun ETHHEDGE dan BNBHEDGE yang harganya juga akan ikut naik Ketika harga Ethereum dan BNB turun. Token derivative biasanya bisa dimanfaatkan Oleh para trader jangka pendek yang tetap ingin menuai profit di saat market sedang bearish.
Dia menjelaskan, trader atau investor perlu memahami pentingnya analisis teknikal dan menerapkan manajemen keuangan yang baik. Karena yang terpenting dari trading bukanlah naik dan turunnya harga melainkan manajemen keuangan yang baik.
Oscar mengatakan, analisis teknikal adalah cara melihat prediksi pergerakan harga ke depan dengan melihat tren yang sudah terjadi, melalui candle atau chart. Cara sederhana adalah pola support, dimana harga kripto dari bawah yang terpantau akan naik. Atau pola sebaliknya, yaitu resisten, dimana harga akan turun dari puncak.
“Investor perlu mengetahui candlestick mana yang mengindikasikan suatu harga akan naik atau suatu harga akan turun. Apa perbedaan antara candlestick hijau dan merah. Bagaimana cara mengidentifikasi tren menggunakan garis tren. Bagaimana pola harga kripto dan lain sebagainya,” kata Oscar.