Strategi Orias Petrus Moedak Merealisasikan Mandat Holding Pertambangan

1
851
Reporter: Petrus Dabu

Pemerintah telah membentuk holding perusahaan pertambangan dengan nama Mining Industry Indonesia (Mind ID). Anggotanya terdiri atas lima perusahaan yaitu Inalum, Aneka Tambang, Bukit Asam, PT Timah,  dan Freeport Indonesia dengan total jumlah anak perusahaan mencapai 64 perushaan.

Pada November 2019 lalu, Kementerian BUMN menunjuk Orias Petrus Moedak sebagai direktur utama perusahaan holding ini. Setidaknya ada tiga mandat dari pemerintah untuk Mind ID yaitu terkait penguasaan cadangan sumber daya alam (reserve ownership), hilirisasi atau go downstream dan menjadi perusahaan kelas dunia.

Terkait mandat reserve ownership, Orias menyampaikan bahwa Mind ID menargetkan bisa mengelola 15% hingga 20% dari cadangan sumber daya alam pertambagan di Indonesia.

“Tentu cita-cita ini tidak sesegera mungkin tercapai, dan kita juga tidak ngotot untuk dapat. Misalnya untuk batu bara, batu bara itu kami sudah mengusai kurang lebih 11% dari reserve. Apakah kami ingin buru-buru menjadi 20%? Tidak,” ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta, baru-baru ini.

Orias menjelaskan jumlah cadangan batu bara yang dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk saat ini kurang lebih 3 miliar ton. Rata-rata produksi setiap tahun berkisar 25 juta ton hingga 30 juta ton.

Baca Juga :   Dikelola PHR Mulai 9 Agustus, PLN Aliri Listrik dan Uap ke WK Rokan

“Jadi maish bisa 100 tahun lagi belum habis batu bara. Kami melihat kecepatan produksi dan usia tambang ini mempengaruhi juga bagaimana kami harus melakukan ekspansi untuk memenuhi mandat yang pertama ini,”jelasnya.

Mandat yang tak kalah penting adalah hilirisasi atau go downstream. Orias mengungkapkan selain bergerak di hilir, lima anggota holding saat ini juga sudah mulai melakukan sejumlah proyek hilirisasi. Inalum sendiri, sebagai induk perushaan sudah lama bergerak di industri hilir yaitu memproduksi aluminium.

“Sedikit yang menarik dari Inalum adalah bahwa aluminium itu asalnya dari bauksit, bauksitnya kita ekspor, diproses di luar negeri jadi alumina, kemudian diimpor lagi jadi bahan baku untuk membuat aluminium. Dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Dengan adanya holding company ini kita mulai melihat semua secara menyeluruh, lengkap, komprehensif, supaya kita tidak melakukan semacam kebodohan. Kita menjual bauksit, kemudian kita memeli alumina,” ujarnya.

Tetapi seberapa jauh anggota Mind ID akan masuk ke industri hilir? Orias mengatakan anggota holding Mind ID terbuka untuk bermitra dengan berbagai perusahaan baik swasta nasional maupun asing, dalam proyek hilirisasi ini.  Misalnya, untuk hilirisasi bauksit menjadi alumina kemudian menjadi aluminium. Setelah aluminium, apakah Mind ID akan masuk lebih ke hilir lagi seperti memproduksi pellet? Kemungkinan untuk itu, katanya, juga sangat terbuka. “Tetapi tidak harus ke sana. Jadi kalau ada mitra kami yang membeli produk kami kemudian untuk berkembangnya mengalami kesulitan, saya sampaikan ke teman-teman, coba kalau kita masuk sebagai pemegang saham seperti apa? Kemungkinan-kemungkinan itu selalu kita buka untuk masuk ke hilir,” jelasnya.

Baca Juga :   Erick Thohir: 90% dari BUMN Terdampak Wabah Covid-19

Dengan holding, Mind ID juga diberikan mandat untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Untuk itu, dari sisi pendapatan, Orias mengatakan pihaknya menargetkan pendapatan mencapai US$ 21 miliar hingga US$ 23 miliar.

“Sekarang belum sampai ke situ. Tetapi kita tahu, kita sampai ke situ,” ujarnya.

Untuk bisa menjadi perusahan kelas dunia, sumber daya manusia (human capital) adalah salah satu kuncinya. Karena itu, Orias mengatakan, Mind ID ingin menjadi pusat minat dari lulusan-lulusan terbaik perguruan tinggi.

Tak hanya menarik sumber daya manusia baru dari luar, sumber daya manusia yang sudah ada juga terus ditingkatkan kapasitasnya. “Untuk meningkatkan human capital kita, saya mewajibkan semua pegawai harus di-training   yang memadai, satu tahun harus 24 jam training, artinya selama 3 hari,” ujarnya.

Bila ada pegawai yang tidak mengikuti training minimal 24 jam setahun itu, maka menurutnya tahun berikutnya pegawai tersebut akan diberhentikan.  “Jadi pegawainya harus kita training dan direksinya harus mengatur supaya semua pegawai tidak terkecuali itu ada pelatihannya. Karena kalau tidak dilatih dia mulai membusuk sendiri. Ini saya tekankan kepada semua member dari Mind ID,” jelasnya.

Baca Juga :   Raker BUMN di DPR Bahas soal Utang Pemerintah hingga Syarat Pinjaman ke Garuda

Saat ini, setidaknya jumlah pegawai di semua perusahaan anggota Mind ID mencapai 18.000 pegawai. “Ada yang takut bagaimana kalau dia sudah pintar dia pindah? Lebih baik orang pintar pindah dari pada orang bodoh tinggal. Jadi, kita harus pilih risiko mana yang mau kita ambil. Kita memilih risiko kalau ada orang pintar keluar dari perusahaan ini, biarlah itu menjadi kontribusi kita untuk masyarakat,” ujarnya.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

1 comment

Leave a reply

Iconomics