Kementerian PU Terus Dorong Sektor Konstruksi Gunakan Semen Ramah Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum [PU] terus mendorong pelaku usaha sektor konstruksi untuk menggunakan material ramah lingkungan, khususnya Semen Non Ordinary Portland Cement (Non OPC) sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih berkelanjutan.
Kimron Manik, Direktur Keberlanjutan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum mengatakan, lembaganya sudah menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9 tahun 2021 tentang Pedomaan Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan.
Meski landasan hukumnya sudah ada, ia berkata, penggunaan material berkelanjutan, termasuk semen, memang masih bersifat sukarela (voluntary) karena pemerintah masih mencermati kesiapan pelaku industri.
“Kita harus bertahap. Kita takut saja industrinya enggak siap,” ujarnya saat ditemui dalam acara Semen Indonesia bertajuk Accelerating Innovation For Sustainability: Advancing 2025 National Building and Infrastructure Construction Through Innovation, di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (12/12).
“Jadi, sambil kita mendorong dilaksanakan, sambil industrinya kita pantau,” tambahnya.
Kimron mengatakan, kehadirannya dalam acara Semen Merah Putih atau PT Cemindo Gemilang Tbk merupakan bagian dari upaya untuk mencermati kesiapan pelaku industri, khususnya pemasok semen.
“Acara begini penting, biar kami tahu sudah berapa banyak produksi mereka, sehingga nanti angka kewajiban [Non OPC) itu bisa kita stel,” ujarnya.
Kimron mengatakan, Kementerian PU juga sedang menyusun peta jalan (roadmap) terkait implementasi keberlanjutan dalam sektor konstruksi.
“Karena ini masih relatif baru kita betul-betul cermat membuat tahapan itu, karena kita sering kali membuat rencana-rencana jangka panjang, tetapi kadang-kadang enggak jelas juga,” ujarnya.
Menurut Kimron, penggunaan semen Non OPC pada sektor jasa konstruksi saat ini “masih terbatas.” Salah satu penyebabnya, menurut dia, konsultan perancang “masih lebih nyaman dengan semen OPC.”
“Makanya kita sekarang lagi mendorong tenaga ahli-tenaga ahli perancang, kenal dong semen green. Toh, menteri juga sudah mengeluarkan aturan,” ujarnya.
Secara global, produk semen Non-OPC atau biasa disebut green cement, memperlihatkan tren yang terus meningkat, dengan pertumbuhan rata-rata tahunan 7% secara global, menurut data Global Cement Magazine (2024). Di kawasan Asia Pasifik, angka pertumbuhannya mencapai 9% setahun. Capaian tersebut dipengaruhi oleh dorongan kebijakan pemerintah dan kepedulian pemangku kepentingan, yang semakin peduli terhadap konstruksi berkelanjutan.
Kimron mengatakan, tantangan terbesar dalam implementasi konstruksi berkelanjutan terletak pada pola pikir masyarakat. “Konstruksi berkelanjutan tidak hanya berfokus pada aspek ramah lingkungan, tetapi juga melibatkan tiga pilar utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga pilar ini memerlukan kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pendekatan Pentahelix yang melibatkan akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media,” ujar Kimron.
Ia juga menegaskan, inovasi di industri konstruksi adalah kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pembangunan hijau dan berkelanjutan di tingkat global. “Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kolaborasi dari semua pihak, serta kemauan dan inovasi dari berbagai pemangku kepentingan, sehingga konstruksi berkelanjutan dapat terwujud lebih cepat di Indonesia,” pungkasnya.
Surindro Kalbu Adi, Director of Commercial & Logistic Semen Merah Putih, menjelaskan, berbagai investasi dan inovasi yang dilakukan perusahaannya, seperti implementasi teknologi baru dan mendorong green cement, merupakan upaya nyata dalam meraih pertumbuhan bisnis yang tinggi dengan konstruksi berkelanjutan.
“Walaupun market semen tahun 2024 tidak terlalu bagus, Semen Merah Putih mampu terus tumbuh positif 1,1%, yang didukung oleh berbagai inovasi, salah satunya adalah inovasi semen hijau yang menjadi penyumbang volume penjualan signifikan di kami,”papar Surindro.
Di masa depan, menurutnya, pengurangan kandungan klinker dalam semen, yang dapat signifikan mengurangi emisi CO2 dalam proses produksinya, akan semakin menguasai dan dibutuhkan pasar.
“Seperti untuk proyek 3 juta rumah pemerintah, Semen Merah Putih ikut mendorong dengan menawarkan solusi Fabricated Modular Concrete, yang menurut peraturan pemerintah harus menggunakan semen hijau Non-OPC,” ujar Surindro.
Tahun 2025, Semen Merah Putih menargetkan pertumbuhan yang agresif, yaitu tiga kali lebih tinggi dari pertumbuhan pasar. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meperkirakan tahun depan, pasar semen tumbuh 2%.
Surindro mengatakan, target positif ini didorong oleh beberapa faktor, seperti anggaran pembangunan infrastruktur pemerintah yang masih besar, program 3 juta rumah dan inovasi produk semen non-OPC Semen Merah Putih yang berkualitas sesuai persyaratan yang ditetapkan pemerintah. Hal ini menjadi momentum implementasi masif atas inovasi produk rendah karbon serta inovasi teknologi rendah karbon seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Waste Heat Recovery System (WHRS) dalam proses produksinya bagi Semen Merah Putih.
Pada kesempatan yang sama, Oza Guswara, GM Sales & Marketing Semen Merah Putih, menegaskan, inovasi adalah inti dari strategi Semen Merah Putih dalam memenuhi kebutuhan konstruksi yang terus berkembang dalam koridor konstruksi yang berkelanjutan.
“Walau Semen Merah Putih relatif muda, kami mempunyai komitmen dan kecepatan dalam berinovasi dan mengimplementasikannya dalam strategi besar kami, hal yang membuat Semen Merah Putih terus berkembang di industri konstruksi Indonesia” tutur Oza.
Salah satunya Semen Merah Putih telah mengintegrasikan berbagai produk inovatif ke dalam portfolionya, baik dari sisi value added maupun green cement. Seperti Semen Hidraulis dan Semen Slag, yang tidak hanya telah memenuhi standar keberlanjutan, tetapi juga mampu memberikan kekuatan dan ketahanan konstruksi yang optimal.
“Produk seperti Semen Merah Putih FLEXIPLUS adalah semen hidraulis yang hadir dengan performa optimal sekaligus ramah lingkungan. Semen ini jejak karbonnya 20% lebih rendah daripada semen OPC.” jelas Oza. Bahkan karena performanya yang tinggi, FLEXIPLUS telah digunakan secara luas di proyek-proyek lokal dan nasional, seperti hampir 100% dari total volume semen curah di Batam. FLEXIPLUS berpotensi besar untuk terus diimplementasikan di berbagai proyek berskala nasional
Secara keseluruhan inovasi Semen Merah Putih berfokus pada tiga aspek utama produk, merek, dan layanan. Dalam inovasi produk, perusahaan terus mengembangkan inovasi semen ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan.
Sementara itu, inovasi merek dilakukan dengan memperkuat nilai lebih melalui program pengembangan komunitas. Pada aspek layanan, Semen Merah Putih terus mengoptimalkan infrastruktur logistik dan memanfaatkan teknologi digital untuk efisiensi distribusi.
Dengan sinergi inovasi di semua lini ini, Semen Merah Putih tidak hanya memberikan produk berkualitas tinggi tetapi juga menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.