Bank DBS Indonesia Berikan Rp250 Miliar kepada Chickin untuk Modal Kerja

0
34

Bank DBS Indonesia dan Chickin mengumumkan kerja sama melalui pinjaman (loan) sebesar Rp250 miliar.

Dana tersebut akan digunakan oleh perusahaan agritech asli Indonesia yang bergerak di bidang peternakan ayam tersebut sebagai modal kerja untuk mendorong operasional bisnisnya, sehingga dapat merevolusi peternakan ayam di Indonesia menjadi lebih berkelanjutan dan mampu menyediakan kebutuhan pangan berkualitas tinggi yang terjangkau untuk masyarakat luas.

Executive Director, Head of Mid Cap, Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Natalia Y. Ratulangi mengatakan Bank DBS Indonesia sangat antusias mendukung Chickin melalui pemberian pinjaman ini. Segmen mid-cap tetap menjanjikan dan memiliki prospek yang cerah, karena terus berkembang dengan banyak peluang yang dapat dimanfaatkan.

“Sebagai perusahaan yang merevolusi industri peternakan ayam di Indonesia, Chickin menghadirkan inovasi yang berpotensi memberikan dampak besar terhadap keberlanjutan dan efisiensi di sektor agribisnis,” kata Natalia dalam keterangan resminya.

Co-founder dan Chief Executive Officer Chickin Tubagus Syailendra W mengatakan dukungan ini memungkinkan pihaknya untuk menyediakan modal kerja untuk peternak berskala kecil, memastikan praktik peternakan yang lebih ramah lingkungan melalui penggunaan teknologi sehingga dapat meningkakan produktivitas peternak, serta mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga :   Bank Neo Commerce Cetak Kinerja Positif Secara Konsisten dari Bulan ke Bulan

Kementerian Pertanian melaporkan bahwa produksi ayam broiler di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat sepanjang 2025, yaitu melebihi 3,7 juta ton. Peningkatan ini dipicu oleh tingginya permintaan domestik, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Meskipun produksi diperkirakan terus meningkat, tantangan utama tetap ada di segmen hulu-hilir industri unggas. Tantangan terbesar mencakup keterbatasan modal kerja, akses terhadap teknologi pertanian modern, serta masalah distribusi dan infrastruktur.

Sejak berdiri pada tahun 2020, Chickin menyediakan solusi terintegrasi bagi para peternak ayam broiler. Dari sisi hulu (upstream) Chickin melakukan pemberdayaan peternak melalui skema kemitraan dengan menyediakan sarana produksi peternakan yang berkualitas mulai dari Day-Old-Chicken (DOC), pakan, hingga Obat dan Vaksin Kimia (OVK). Selain itu Chickin juga membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas ternak melalui pendampingan rutin dan beragam teknologi peternak.

Teknologi yang diterapkan mencakup perangkat lunak (software) berbasis cloud untuk membantu peternak mengelola budidaya secara efektif melalui dashboard monitoring, transparansi pengawasan ternak, alat manajemen kandang, serta perangkat keras berbasis Internet of Things (IoT) untuk mengoptimalkan Rasio Konversi Pakan atau Feed Conversion Ratio (FCR).

Baca Juga :   Mentan SYL: Stok Kebutuhan Pangan di Bulan Ramadhan Cukup

Terakhir dari sisi hilir (downstream), Chickin juga mengolah ayam hidup menjadi daging ayam potong dan mendistribusikannya ke berbagai perusahaan di berbagai sektor bisnis, termasuk hotel, restoran, jasa katering, hingga industri pengolahan makanan.

Chickin telah dipercaya menjadi supplier ayam di lebih 200 perusahaan di berbagai kota di Indonesia. Chickin tetap berkomitmen untuk memastikan setiap produk yang didistribusikan tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan, namun juga mendukung keamanan pangan yang berkelanjutan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics