Jokowi Hormati Keputusan Mahfud yang Ingin Mundur dari Kabinet Indonesia Maju

0
87
Reporter: Rommy Yudhistira

Presiden Joko Widodo menghormati atas niat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mundur dari Kabinet Indonesia Maju. Apalagi keputusan mundur tersebut merupakan sepenuhnya hak dari Mahfud.

“Ya itu hak dan saya sangat menghargai,” kata Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1).

Sebelumnya, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3 Mahfud MD mengungkapkan rencananya untuk mengundurkan diri sebagai Menko Polhukam. Keputusan tersebut sudah direncanakan Mahfud saat akan memulai debat pertama Pilpres 2024.

“Agar bisa lebih leluasa membuka data, sehingga lebih etis saya membaca data-data itu kalau saya tidak di pemerintahan,” kata Mahfud di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1).

Meski demikian, kata Mahfud, rencana tersebut diurungkan karena ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Sebagai menteri yang diangkat Presiden Jokowi, Mahfud ingin mundur secara baik-baik dan terhormat.

Mahfud ingin memberikan contoh bahwa sebagai pejabat publik tidak pernah memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye. Meski demikian, Mahfud menyayangkan adanya pejabat yang justru memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye.

Baca Juga :   Pertama di Asia Tenggara, Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta Bandung

“Ternyata di dalam perkembangannya saya melihat, ada gejala-gejala di mana pejabat tidak se-fair saya di dalam melaksanakan tugas. Masih mencampur aduk antara keperluan politik dan tugas jabatan,” ujar Mahfud.

Atas dasar tersebut, kata Mahfud, pihaknya memastikan untuk menentukan sikap dan mundur sebagai pembantu presiden serta menunggu momentum yang tepat untuk mengambil keputusan tersebut. “Dengan demikian, saya sudah merasa memang saya harus konsekuen untuk menyatakan bahwa saya akan menentukan sikap. Pada saatnya, dengan baik-baik. Nanti tunggu momentumnya. Nanti dilihat saja perkembangannya,” kata Mahfud.

 

Leave a reply

Iconomics