Menhan: Kita Hormati Kekuatan Global dan Sebaliknya Hormati Kedaulatan RI

Indonesia sebagai negara berdaulat sangat menghormati kekuatan global dan diharapkan pula sebaliknya. Apalagi Indonesia dinilai mampu berperan untuk meredam ketegangan akibat dinamika geopolitik global yang terjadi belakangan ini.

“Bagaimana ketegangan-ketegangan global yang berlaku pasang surut, hubungan global Amerika Serikat dan Tiongkok, di mana ini semua menempatkan kita Indonesia sebagai faktor yang dituntut berperan untuk melakukan peredaan ketegangan,” kata Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).

Sjafrie menuturkan, posisi Indonesia sebagai negara non-blok mengutamakan perdamaian dan selalu mengisyaratkan agar persengketaan antar-bangsa dihentikan. Karena itu, harus dikedepankan pada tataran yang lebih tinggi.

“Kita memang bangsa yang cinta perdamaian, tetapi kita pun bangsa yang harus lebih cinta kepada kemerdekaan, ini adalah pesan-pesan pendahulu kita, founding fathers kita dalam mendirikan negara kita,” ujar Sjafrie.

Di samping itu, kata Sjafrie, pihaknya belakangan ini mencermati dan mengantisipasi gangguan-gangguan terhadap eksistensi kedaulatan NKRI. Termasuk, berkaitan dengan gangguan insurgency (pemberontakan), khususnya di Papua.

“Dan kita juga mengantisipasi adanya kemungkinan hal-hal yang bisa jadi faktor yang mengganggu strategi nasional dalam rangka pembangunan ekonomi nasional,” kata Sjafrie.

Dalam rapat bersama Komisi I DPR itu, Menhan Sjafrie bersama dengan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Wakil Menteri Pertahanan Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tandyo Budi.