Pidato Perdana, Presiden Prabowo: Kita Menjalankan Kekuasaan Harus untuk Kepentingan Rakyat
Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik menjadi presiden periode 2024-2029 usai mengucapkan sumpah jabatan dalam sidang Paripurna MPR RI, Kompleks Parlemen, Minggu (20/10/2024).
Dalam pidato perdananya di gedung DPR/MPR, Prabowo pun mengaku akan menjalankan perintah sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 untuk berbakti kepada bangsa dan negara.
“Hari ini kita mendapatkan kehormatan yang sangat besar pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI. Hari ini kita dihadiri 19 kepala negara dan 19 kepala pemerintah, serta 15 utusan khusus negara-negara sahabat lainnya. Tokoh-tokoh dari negara sahabat ini terbang dari tempat yang jauh, di tengah kesibukan, di tengah banyak masalah yang dihadapi. Mereka datang ke sini untuk menghormati bangsa dan rakyat Indonesia,” kata Prabowo dalam pidatonya, Minggu (20/10).
Karena itu, Prabowo mengucapkan terima kasih atas nama seluruh bangsa dan rakyat Indonesia kepada perwakilan negara sahabat yang telah hadir atas pelantikan dirinya menjadi presiden.
“Saudara-saudara, beberapa saat yang lalu, di hadapan majelis yang terhormat ini, di hadapan seluruh rakyat Indonesia, yang terpenting di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT. Saya Prabowo Subianto dan saudara Gibran Rakabuming Raka telah mengucapkan sumpah untuk mempertahankan Undang-Undang Dasar (UUD) kita, untuk menjalankan semua undang-undang yang berlaku untuk berbakti kepada negara dan bangsa. Sumpah tersebut akan kami jalankan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab dan semua kekuatan yang ada pada jiwa dan raga kami,” ujar Prabowo.
Prabowo pun berjanji akan menjalankan kepemimpinan pemerintahan Indonesia, kepemimpinan negara dan bangsa Indonesia, dengan tulus dengan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
“Kami akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas segala golongan, apalagi kepentingan pribadi kami,” ungkap dia.
Pasalnya, ke depan, kata Prabowo tantangan, rintangan, hambatan, dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di tengah dinamika dan pergulatan dunia tidak ringan. Ditambah Indonesia, memiliki luas wilayah daratan dan lautan yang sangat besar, kekayaan alam yang sangat besar.
“Kita mengerti bahwa sumber alam ini terdiri dari sumber-sumber alam yang sangat penting untuk kehidupan manusia di abad ke-21 dan seterusnya,” beber dia.
Ditambah lagi, Indonesia diberikan segala karunia, kelebihan, yang memang membuat Indonesia harus menghadapi masa depan dengan optimis, sehingga Indonesia, kata dia, harus berani untuk melihat tantangan, rintangan, ancaman, dan kesulitan yang ada.
“Saya selalu mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk menjadi bangsa yang berani, bangsa yang tidak takut tantangan, bangsa yang tidak takut rintangan, bangsa yang tidak takut ancaman,” ungkapnya.
Sesungguhnya, kata dia, bila merujuk pada sejarah adalah sejarah yang penuh kepahlawanan, penuh pengorbanan, penuh keberanian. Tidak hanya pemimpin-pemimpin, tetapi keberanian rakyat Indonesia menghadapi segala tantangan, bahkan invasi-invasi dari bangsa lain.
“Kita paham dan mengerti bahwa kemerdekaan kita bukan hadiah. Kemerdekaan kita, kita dapat dengan pengorbanan yang sangat besar. Dan kita harus paham dan ingat selalu pengorbanan yang paling besar adalah pengorbanan dari rakyat kita yang paling miskin, wong cilik, yang berjuang memberi makan kepada pejuang-pejuang. Janganlah kita lupa waktu perang kemerdekaan, kita tidak punya anggaran APBN, pasukan kita tidak digaji. Siapa yang memberi makan? Yang memberi makan adalah para petani di desa-desa, para nelayan, para pekerja. Terus-menerus mereka yang mendirikan Republik Indonesia,” beber dia.
Dia pun mengajak kepada seluruh pihak terutama unsur pimpinan dari semua kalangan, dari kalangan cendekiawan, ulama, pengusaha, pemimpin politik, pemuda dan mahasisa agar berani menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Tantangan besar yang akan dihadapi ada yang berasal dari luar. Tapi, menurutnya, ada juga yang dari dalam. Ada tantangan dan kesulitan yang terjadi itu, kata dia, karena kurang waspada. “Karena kadang-kadang kita tidak andal dan piawai dalam mengurus kekayaan kita sendiri,” ujar dia.
“Marilah kita berani mawas diri, menatap wajah sendiri, dan mari berani memperbaiki diri sendiri, berani mengoreksi diri kita sendiri,” kata dia menambahkan.
Oleh karena itu, dia menilai harus berani menghadapi kenyataan bahwa masih terlalu banyak kebocoran penyelewengan korupsi di negara sendiri.
“Ini adalah yang membahayakan masa depan kita dan masa depan anak-anak kita, cucu-cucu kita. Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah di semua tingkatan, dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik. Jangan takut melihat realita ini,” cetusnya.
Dirinya masih melihat sebagian rakyat Indonesia belum menikmati hasil kemerdekaan. Banyak juga masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Termasuk juga banyak anak-anak yang berangkat sekolah tidak makan pagi.
“Terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah. Kita sebagai pemimpin politik, jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas. Padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya. Kita merasa bangga bahwa kita bisa diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia. Tapi, apakah kita sungguh-sungguh paham dan melihat gambaran utuh dari keadaan kita?” ujar dia.
“Saya mengajak kita semua, marilah kita berani melihat kenyataan. Kita boleh bangga dengan prestasi kita, tapi marilah kita jangan tertegun, jangan terlalu cepat puas dan gembira dengan menutup mata dan hati terhadap tantangan-tantangan dan penderitaan saudara-saudara kita,” ujar dia.
“Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah. Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah. Marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Marilah kita berhimpun, bersatu untuk mencari solusi-solusi, jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut,” katanya menambahkan.
Dia pun mengaku telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu dekat. Indonesia, lanjutnya, tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Terlebih, dalam masa krisis, tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk beli oleh Indonesia.
“Karena itu, tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan,” beber dia.
“Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya. Saya yakin, paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” kata Prabowo menambahkan.
Indonesia, lanjut dia juga harus swasembada energi. Pasalnya, lanjut dia, negara-negara lain juga hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Karena menurutnya, sumber energi dari negara lain pun sulit didapatpkan. Oleh karena itu, Indonesia harus swasembada energi.
Prabowo pun bersyukur, Indonesia telah diberi karunia oleh Tuhan berupa tanaman-tanaman yang membuat Indonesia bisa tidak tergantung dengan bangsa lain. Apalagi, Indonesia juga punya energi bawah tanah, geothermal yang cukup.
“Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi. Kita juga harus mengelola air dengan baik. Alhamdulillah kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita,” ujar dia.
Seperti anak-anak Indonesia, lanjut dia, semua harus bisa makan bergizi minimal 1 kali sehari. Dan itu akan diakukan. Selain itu, menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya. “Kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki. Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” beber dia.
Seperti yang sudah-sudah dikatakan, kata Prabowo, Indonesia harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem, dengan penegakan hukum yang tegas, dengan digitalisasi.
“Insya Allah kita akan kurangi korupsi secara signifikan. Tapi, ini harus kita lakukan seluruh unsur. Pimpinan harus memberi contoh, ing ngarso sung tulodo. Ada pepatah yang mengatakan kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon dari semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras,” beber dia.
Semua percaya dan yakin bahwa Indonesia punya kekuatan menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Ini sasaran berat, bahkan banyak yang mengatakan ini sesuatu yang tidak mungkin. Pemimpin yang berani dan baik akan terpanggil untuk menghadapi yang tidak mungkin dan mencari jalan agar yang tidak mungkin kita atasi. Bangsa yang berani adalah bisa membikin yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Di tengah cita-cita yang begitu besar dan idam-idamkan, maka Indonesia perlu suasana kebersamaan, persatuan, kolaborasi kerja sama, bukan cekcok yang berkepanjangan. “Kita perlu pemimpin-pemimpin yang tidak caci maki, yang arif, bijaksana, mengerti, dan cinta budaya dan sejarah bangsa sendiri yang bangga dengan adab tradisi dan adat bangsa kita sendiri,” jelas dia.
Dari sejak dahulu, dirinya memikirkan kehendak dari para pendiri bangsa ingin menjadi bangsa yang berdemokrasi. “Kita menempatkan kedaulatan rakyat setinggi-tingginya. Dalam dasar negara kita Pancasila, kerakyatan merupakan sendi utama dari kelima sila yang kita junjung tinggi. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,” bebernya.
“Kita menghendaki kehidupan demokrasi. Tapi marilah kita sadar bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas untuk Indonesia, yang cocok untuk bangsa kita, demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita. Demokrasi kita harus demokrasi yang santun, demokrasi di mana berbeda pendapat harus tanpa permusuhan. Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki, bertarung tanpa membenci, bertanding tanpa berbuat curang. Demokrasi kita harus demokrasi yang menghindari kekerasan, adu domba, hasut menghasut. Harus yang sejuk, demokrasi yang damai, demokrasi yang menghindari kemunafikan,” kata Prabowo.
Ia menegaskan bahwa hanya dengan persatuan dan kerja sama akan mencapai cita-cita para leluhur bangsa yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur.
“Cita-cita kita adalah melihat wong cilik iso gemuyu, wong cilik bisa senyum, bisa tertawa,” katanya.
Dalam pidato tersebut, Presiden Prabowo juga mengatakan kekuasaan itu adalah milik rakyat, kedaulatan adalah kedaulatan rakyat.
“Kita berkuasa seizin rakyat. Kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat, pekerjaan kita harus untuk rakyat,” kata Presiden.