PMI Manufaktur Meningkat Tanda Sektor Industri Indonesia Kian Positif dan Kondusif

0
167
Reporter: Rommy Yudhistira

Meningkatnya purchasing manager’s index (PMI) manufaktur pada September 2022 dinilai sebagai indikasi sektor industri di Tanah Air semakin positif dan kondusif. Penguatan sektor manufaktur menjadi 53,7 dari 51,7 pada Agustus lalu disebut menjadi terkuat dalam 8 bulan terakhir.

Menurut anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin, penguatan sektor manufaktur itu seiring dengan penguatan ekspor sehingga dapat mendukung kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. “Semoga tren ini juga dan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif,” kata Mukhtarudin dalam keterangan resminya, Selasa (4/10).

Mukhtarudin mengatakan, tren tersebut diharapkan dapat berlanjut sehingga mampu memberikan efek yang lebih baik dan mendongkrak pemulihan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, peningkatan PMI manufaktur kali ini karena peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kemudahan akses terhadap bahan baku. PMI manufaktur Indonesia juga menunjukkan kinerja sektor industri yang semakin membaik dan menunjukan perkembangan yang stabil.

“Dalam hal ini, aktivitas produksi berperan penting terhadap naiknya indeks, yang didukung oleh peningkatan permintaan, terutama dari dalam negeri,” kata Agus.

Baca Juga :   Puan: Di Usia yang ke-76 Tahun, DPR Teguhkan sebagai Lembaga Berjiwa Gotong Royong

Merujuk hasil survei S&P Global, kata Agus, tingkat ekspansi sektor manufaktur Indonesia dalam periode ini merupakan yang tercepat dan solid secara keseluruhan. Di tingkat Asean, Indonesia menunjukkan perbaikan paling kuat karena melampaui angka PMI manufaktur dunia 50,3; Asean 53,5; Malaysia 49,1; Vietnam 52,5; Filipina 52,9; China 48,1; Jepang 50,8; dan Korea Selatan 47,6.

“Terjaganya rantai pasok di sektor industri tentu mendukung peningkatan pada produktivitasnya. Upaya ini terus dipacu melalui kebijakan yang strategis guna mendongkrak daya saing industri nasional,” kata Agus.

Menurut Agus, peningkatan produksi dapat terlihat pada industri elektronika, industri bahan galian non-logam, industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya (YTDL). Kenaikan sektor industri elektronika disebabkan adanya pemenuhan permintaan produk laptop terhadap realisasi belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang mewajibkan pembelian produk dalam negeri.

Sedangkan pada industri bahan galian non-logam seperti produk semen, keramik, dan kaca, dipengaruhi oleh faktor meningkatnya kebutuhan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah. “Selain itu, juga terdapat belanja pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk bantuan sosial,” kata Agus.

Leave a reply

Iconomics