Nasdem Usung Anies Jadi Bakal Capres 2024, Begini Komentar Puan Maharani

Ketua DPR Puan Maharani promosikan parlemen hijau di Sidang ke-144 IPU/Dokumentasi DPR
Ketua DPR Puan Maharani menilai deklarasi Partai Nasdem dengan mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 merupakan bagian dari mekanisme tiap-tiap partai politik. Sesuai dengan mekanisme tiap-tiap partai itu, maka mereka bisa menetapkan, memilih dan mencalonkan nama-nama yang menjadi kandidat calon presiden.
Karena itu, kata Puan, pihaknya memilih lebih fokus menyelesaikan tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menelan ratusan korban jiwa dan luka pada Sabtu pekan lalu. Indonesia disebut masih dalam situasi berduka karena ratusan suporter Arema FC meninggal dunia pasca-pertandingan pada Sabtu pekan lalu.
“Jadi lebih baik kita fokus dulu untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/10).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana menilai deklarasi Partai Nasdem itu memberi dugaan bahwa pembentukan koalisi calon presiden kali ini memiliki pola yang berbeda dengan pemilihan presiden 2019. Dari pengalaman sebelumnya, koalisi terbentuk 6 hingga 8 bulan sebelum masa pelaksanaan pilpres.
“Meski masa jabatan Anies masih tersisa 12 hari lagi, Nasdem kelihatan begitu antusias untuk mengambil langkah paling awal untuk deklarasi capres tersebut,” kata Adit dalam keterangan resminya.
Dari kenyataan itu, kata Adit, setidaknya ada 2 hal yang akan terjadi. Pertama, akan ada potensi kristalisasi dukungan koalisi partai politik dalam pencapresan yang lebih cepat dari dugaan sebelumnya. Para pengamat menduga koalisi akan terbentuk pada akhir Desember 2022, atau awal 2023. Artinya ada kemungkinan mesin partai koalisi dari partai manapun juga segera bergerak dengan cepat.
“Proses kristalisasi ini tentu dapat berdampak positif bagi parpol untuk menggerakkan mesin partai. Sebaliknya berdampak negatif atau merepotkan penyelenggara pemilu manakala tahapan kampanye belum dimulai. Pertanyaannya, koalisi mana saja yang tentu akan mengikuti langkah Nasdem, ini yang masih sulit ditebak,” ujar Adit.
Kemungkinan kedua, kata Adit, ada potensi status quo yang cair dan itu digambarkan dengan tidak adanya situasi serta dampak apapun terhadap strategi capres yang dilakukan partai mana pun. Partai politik saat ini, masih menunggu proses verifikasi selesai serta penetapan peserta pemilu di akhir tahun ini.
Dalam posisi yang cair ini, kata Adit, partai politik masih berdinamika dan memungkinkan untuk berkoalisi dengan partai mana pun. Dengan demikian, deklarasi Nasdem terhadap Anies tidak mempengaruhi dinamika partai politik yang terjadi.
“Karena tentu semua partai politik benar-benar akan memperhitungkan secara matang kalau saya memilih capres A maka apa dampak elektoralnya bagi saya. Ini yang tentu setiap parpol akan serius melihat ini. Bagi Nasdem bisa jadi perhitungan dampak elektoral ini dapat diperoleh dalam waktu dekat dengan memastikan Anies Baswedan sebagai capresnya,” tutur Adit.
Sebelumnya, Partai Nasdem resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bakal calon presiden yang diusung pada 2024. Deklarasi bakal calon presiden tersebut dilakukan di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10) kemarin.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan bahwa, Anies memiliki tujuan dan jalan yang sama dalam mengawal bangsa Indonesia ke depan. Di sisi lain, Nasdem juga menghargai anak-anak bangsa yang memiliki niat untuk membaktikan diri menjadi pemimpin negeri ini.