
Sawit Berperan Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Memiliki Daya Tahan di Masa Pandemi

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto/Iconomics
Industri sawit dinilai berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. Juga merupakan industri yang memiliki daya tahan dan menopang pertumbuhan ekonomi seperti yang tercermin pada Kuartal III/2021 yang mencapai 3,51%.
“Sebagai negara produsen terbesar dan kita menguasai 55% pangsa pasar minyak sawit dunia ataupun minyak nabati. Dengan luas lahan sebesar 10% dari total global land bank untuk vegetable oil. Indonesia mampu dan 40% dari total minyak nabati dunia,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar yang digelar The Iconomics, Kamis (18/11).
Airlangga mengatakan, sawit juga berperan penting dalam ketahanan pangan nasional dan berkontribusi atas terbukanya 16 juta lapangan kerja di Indonesia. Sedangkan kontribusi ekspornya mencapai 15,6% dari total ekspor 2020.
Nilai tersebut, kata Airlangga, menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten naik terus bahkan di masa pandemi Covid-19. Data Kementerian Koordinator Perekonomian menunjukkan luas tutupan sawit nasional pada 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektare.
Dari jumlah itu, kata Airlangga, jumlah sawit rakyat sebesar 6,72 juta hektare atau 41%, perkebunan negara sebesar 6%, dan milik swasta nasional sejumlah 53%. Berdasarkan fakta tersebut sawit menjadi sektor yang menjanjikan bagi berkembangnya ekonomi dan dapat menjadi sektor unggulan di masa mendatang.
“Data tersebut menunjukan perkebunan rakyat memiliki kontribusi signifikan terhadap perkembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” kata Airlangga.