Survei Indikator Masih Tempatkan PDI Perjuangan dengan Elektabilitas Tertinggi Dibanding Partai Lain

0
108
Reporter: Rommy Yudhistira

Hasil survei Indikator Politik Indonesia terbaru menempatkan posisi elektabilitas PDI Perjuangan masih teratas dengan 23,5%. Sementara, elektabilitas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terancam tidak lolos ke parlemen karena elektabilitasnya hanya 2,6%, berada di bawah ambang batas parlemen sebesar 4%.

Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyebutkan, ambang batas parlemen sebesar 4%, sehingga partai politik yang memiliki suara 4% berhak memperoleh kursi di parlemen. Peneliti utama Indikator Politik Indonesia Hendro Prasetyo menuturkan, setelah PDI Perjuangan, posisi elektabilitas Partai Gerindra mencapai 16,9%, Partai Golkar 10,8%, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7,8%, dan Partai Nasdem 6,3%.

Kemudian, sambung Hendro, Partai Demokrat 6%, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,5%, Partai Amanat Nasional (PAN) 4,4%, PPP 2,6%, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 1,6%, Partai Perindo 1,2%, Partai Hanura 0,5%, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4%, Partai Ummat 0,4%, Partai Buruh 0,2%, Partai Gelora 0,2%, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 0,1%, dan Partai Garuda 0,1%. Sedangkan yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebanyak 11,6%.

Baca Juga :   Anggota DPR Ini Sebut Sistem Proporsional Terbuka Ideal Diterapkan, Ini Alasannya

“Inilah potret saat survei dilakukan, perolehan partai-partai peserta pemilu,” kata Hendro beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, populasi survei merupakan warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dalam Pemilu 2024, dan yang sudah berumur 17 tahun lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Survei dilakukan pada periode 23 November-1 Desember 2023, dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, kemudian dilakukan oversample di 15 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Papua. Sehingga total sampel sebanyak 5.380 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara margin of error di wilayah oversample Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan masing-masing sampel 400 responden memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Baca Juga :   AHY dan Surya Paloh Akan Adakan Pertemuan, Sejumlah Isu Dibahas, Apa Saja?

Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta dan Banten (masing-masing sample 350 responden), Bali, NTT, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan (masing-masing sampel 360 responden). Sampel berukuran 350-360 memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±5.3% pada tingkat kepercayaan 95%.

Kemudian, Riau dan Sumatera Selatan dengan masing-masing sampel 300 responden memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±5.8% pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara Provinsi Papua sampel 100 responden memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±10% pada tingkat kepercayaan 95%.

 

Leave a reply

Iconomics