Kemenko Perekonomian Paparkan Rencana Pengembangan Kawasan Batam

0
1053

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso/Ekon

Strategi peningkatan iklim investasi dan bisnis di Batam tertuang dalam penyusunan Masterplan Percepatan Pengembangan Kawasan Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang (BBKT).

“Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden untuk melakukan integrasi pengembangan dan pengelolaan Kawasan BBKT dengan tujuan peningkatan investasi, arus barang dan penumpang, kunjungan wisatawan, dan penguatan kelembagaan,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegirso dalam siaran pers.

Susiwijono menjelaskan tema pengembangan kawasan BBKT adalah menjadikan kawasan BBKT sebagai hub logistik internasional untuk mendukung pengembangan industri, perdagangan, maritim dan pariwisata yang terpadu dan berdaya saing.

“Desainnya, masing-masing pulau memiliki core business yang terintegrasi dan saling mendukung untuk meningkatkan daya saing Kawasan BBKT,” kata Sekjen Kemenko Perekonomian.

Dalam pemaparannya, Batam difokuskan sebagai hub logistik internasional, industri kedirgantaraan, industri light and valuable (high tech), industri digital dan kreatif, international trade dan finance center serta pariwisata. Berdasarkan analisis alokasi ruang, terdapat 38.182 Ha yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.

Sesmenko Perekonomian menerangkan, dengan mempertimbangkan kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19, melakukan integrasi antar kawasan, serta perbaikan kelembagaan dan regulasi, ditargetkan pertumbuhan ekonomi kawasan BBKT tumbuh optimistis sebesar 5,8% pada tahun 2021-2025.

Baca Juga :   Kasus Covid-19 Turun Konsisten, Menko Airlangga Paparkan Kebijakan pada Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

Untuk mencapai target tersebut, maka dibutuhkan rata-rata investasi tahunan sebesar Rp75 triliun dengan proporsi Batam (73%), Bintan (13%), Tanjungpinang (11%) dan Karimun (3%). Dengan komposisi investasi bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN (52%), Penanaman Modal Asing/PMA (43%), dan Belanja Pemerintah (5%).

Salah satu strategi untuk mencapai target investasi tersebut adalah dengan pembentukan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam yang memiliki berbagai insentif seperti tax holiday, pembebasan bea masuk, dan kemudahan berusaha lainnya.

Menurut Susiwijono, kedua KEK tersebut adalah KEK Nongsa dengan nilai investasi Rp16 triliun dan KEK Batam Aero technic dengan nilai investasi Rp6,2 triliun.

Leave a reply

Iconomics