Menteri Perdagangan: Impor Bawang Putih dan Gula Jadi Prioritas

0
718
Reporter: Leo Farhan

Kementerian Perdagangan akan mempercepat impor bahan baku dan meningkatkan sinergi antar lembaga. Instruksi tersebut adalah hasil rapat koordinasi mengenai kebutuhan pangan dan perdagangan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta belum lama ini.

Agus mengatakan yang akan diimpor adalah bawang putih dan gula. Kedua bahan baku pangan tersebut menjadi prioritas karena belum memasuki kuota musim panen.

“Permohonan masuk (impor) kita keluarkan. Kuota gula (sampai) musim panen belum ada sampai Juni. Jadi untuk saat ini (impor) yang dilakukan hanya sampai sebelum Juni saja,” ujar Agus.

Ia mengungkapkan pihaknya akan mempercepat distribusi agar harga di pasar dapat kembali normal dan diterima oleh masyarakat. “Jadi, mengenai gula dan bawang putih, kita percepat semuanya, Ini kan proses. Minggu depan sudah keluar,” tambahnya.

Kementerian Perdagangan menerbitkan Persetujuan Impor (PI) untuk komoditas gula kristal mentah (GKM) sebanyak 438.802 ton sebagai bahan baku gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi. Menteri Perdagangan menjelaskan penerbitan izin tersebut bertujuan menjamin pasokan kebutuhan gula konsumsi hingga Lebaran atau Mei 2020.

Baca Juga :   Atasi Masalah Impor, Erick Thohir Akan Bentuk BUMN Kluster Pangan

Sebagai informasi, harga beberapa komoditas pangan menjelang Ramadhan-Lebaran relatif cukup tinggi, salah satunya gula. Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) menunjukkan bahwa harga gula nasional naik dari Rp14.850 per kg pada 28 Februari lalu, kini menjadi Rp15.800 per kg pada Jumat (06/03/2020). Adapun tingkat harga acuan konsumen sebesar Rp12.500 per kg.

Pada rapat koordinasi pangan hadir sejumlah Menteri terkait. Menteri-menteri tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Leave a reply

Iconomics