Meski Penyaluran Kredit BCA Menurun 0,6%, Tetapi Fasilitas Kredit yang Disetujui Tumbuh 4,5%

0
525

Jumlah outstanding kredit PT Bank Central Asia Tbk per akhir September 2020 lalu memang mengalami penurunan sebesar 0,6% secara year on year (yoy). Tetapi sebenarnya jumlah fasilitas kredit yang sudah disetujui tumbuh 4,5% yoy.

Per akhir September 2020, jumlah kredit yang disalurkan BCA mencapai Rp581,85 triliun (-0,6% yoy). Direktur Keuangan Vera Eve Lim BCA mengatakan meski jumlah kredit mengalami kontraksi tetapi sebenarnya per akhir September jumlah fasilitas kredit yang sudah disetujui mencapai Rp840,38 triliun, tumbuh 4,5% yoy dan tumbuh 2,2% year to date (ytd).

Hanya saja, diakui Vera bahwa utilitas dari fasilitas kredit ini menurun. “Penggunaan fasilitas ini di akhir September 2020, rata-rata di 69%. Dibanding tahun lalu memang turun. Tahun lalu biasanya kita di rata-rata 73%. Karena pandemi memang pengguanannya menurun 69%. Inilah mengapa  total kredit itu dibanding tahun lalu sedikit menurun 0,6%,” ujarnya saat konferensi pers paparan kinerja BCA secara virtual, Senin (26/10).

Untuk pertumbuhan kredit pada tahun 2020 ini, Vera mengatakan akan didorong oleh kredit korporasi. Per akhir September lalu kredit korporasi BCA sebesar Rp251,99 triliun, tumbuh 8,6% yoy. “Untuk full year estimasinya di kisaran 10-12% untuk korporasi,” tambah Vera.

Baca Juga :   Perbanas: Bank Digital Jawaban atas Peluang di Era Digitalisasi

Sedangkan untuk segmen lain seperti komerasil dan UKM dan kredit konsumsi diperkirakan akan menurun. Kredit komersil dan UKM per akhir September lalu sebesar Rp182,72 triliun, turun 4,9% yoy. Sedangkan kredit konsumsi turun sebesar 9,4% yoy menjadi Rp141,66 triliun. “Kalau full year kita estimasi  [kredit konsumsi] turun  di kisaran 12-14%. Ini bisa dimengerti karena demand terhadap KPR maupun terhadap mobil itu belum pulih dibanding sebelumnya,” ujarnya.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja  mengatakan kredit korporasi tetap tumbuh pada Januari-September 2020 karena masih ada sektor yang tetap jalan entah ada Covid-19 atau pun.  “Contoh kayak infrastruktur. Itu mau Covid atau enggak ada Covid asal proyek-proyeknya pemerintah yakin mantap atau pun beberapa swasta yakin, karena ini long term, mereka akan jalan,” ujar Jahja.

Selain itu, tambah Jahja juga ada perusahaan-perusahaan besar yang memiliki daya tahan yang kuat selama pandemi ini sehingga mereka tetap melakukan ekspansi karena prospek jangka panjang yang masih bagus. Beberapa korporasi juga membutuhkan bahan baku untuk beroperasi sehingga membutukan kredit untuk modal kerja.

Baca Juga :   BKF Sebut Pengajuan Kredit Modal Kerja Baru UMKM Mencapai Rp 31 T

“Ada juga yang justru pada saat covid ini permintaan meningkat. Nah mereka tentu akan berusaha melakukan investasi, tambahan modal kerja,” ujarnya.

Secara umum, kata Jahja, segmen korporasi ini masih diandalkan sebagai mesin pendorong pertumbuhan kredit BCA pada tahun depan. Meski demikian, ekspektasi tersebut juga tetap tergantung pada perkembanga situasi pandemi ke depan.

Leave a reply

Iconomics