Transformasi Digital Banking Jadi Agenda Utama Bank Mandiri

0
116

Bank Mandiri tetap mencermati perkembangan teknologi informasi yang pesat karena menghadirkan layanan perbankan digital. Selepas menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada Senin (9/12), transformasi dan mengedepankan perbankan digital menjadi agenda utama bank milik negara ini.

“Kalau tidak bertransfromasi, bank akan ditinggalkan nasabah yang menginginkan transaksi yang nyaman, efisien dan efektif,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Jakarta pada Senin kemarin.

Dikatakan Royke, kehadiran perbankan digital lantaran didorong inovasi teknologi dan kehadiran financial technology (fintech) yang mengubah selera konsumen. Pun demikian industri pembayaran secara elektronik yang berkembang dengan pesat.

Semua ini, kata Royke, menjadi perhatian dari Bank Mandiri. Meski demikian, Bank Mandiri tidak akan terburu-buru untuk bertransformasi secara digital dengan menyeluruh. Akan ada prioritas terutama untuk layanan kartu kredit, tabungan dan deposito.

“Tidak semua harus pindah ke digital. Sekarang pelan-pelan melakukan di wholesale banking. Pengaruhnya terasa. Cabang mulai berkurang tidak sebanyak dulu,” kata Royke.

Di tempat yang sama, Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, untuk transformasi itu, perusahaan menganggarkan 30% dari belanja modal untuk investasi di bidang teknologi. Nilainya sekitar Rp 1,5 triliun dari total belanja modal sekitar Rp 5 triliun.

Baca Juga :   Fintech Lending Batumbu Kantongi Izin Operasional

“Yang perlu diingat bank-nya tidak menjadi digital semua. Akan ada layanan yang tetap seperti sekarang, ada juga yang sudah bisa diakses secara elektronik. Bukan semuanya berubah lantas bank-nya hilang,” kata Darmawan menimpali.

Soal itu, Darmawan merujuk ke Metro Bank di London yang tetap bertahan dan bahkan menambah cabang barunya karena permintaan dari pelanggan atau nasabah. Dengan kata lain, nasabah ketika memilih sebuah bank lantaran jumlah cabangnya.

Itu didasarkan sebuah penelitian terhadap 1.500 konsumen di Inggris yang menunjukkan nasabah (sekitar 35%) lebih memilih datang ke kantor cabang untuk melakukan transaksi perbankan. Lalu, 2 dari 5 orang (43%) menyebutkan, nasabah memilih ke kantor cabang untuk bertransaksi karena berbicara langsung dengan karyawan atau staf yang bekerja di bank itu. Karena itu pula, Bank Metro tidak terlalu berlebihan untuk berinvestasi di bidang teknologi untuk bertransformasi sebagai digital banking.

“Jadi, jangan sampai salah menyimpulkan tentang perbankan digital dan yang belum sepenuhnya kita pahami,” kata Darmawan.

Leave a reply

Iconomics