Erick Thohir: Vaksin Sinovac dan UEA Halal untuk Masyarakat Indonesia

0
105
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Pemerintah memastikan vaksin Covid-19 yang akan diproduksi untuk masyarakat tersertifikasi halal. Itu sebabnya, pemerintah mengirim Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk memastikan kehalalan vaksin tersebut.

Terlebih vaksin itu, kata Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir, hasil kerja sama Indonesia dengan perusahaan farmasi asal UEA, Grup-42 (G42). Selain ke UEA, pemerintah juga mengirim BPOM ke Tiongkok bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan hal serupa di Oktober 2020.

“Kita juga pastikan vaksin ini halal dan sesuai standar kita. Oleh karena itu, kita kirim BPOM ke UAE dan Insya Allah ke Tiongkok Oktober ini bersama MUI,” kata Erick dalam sambutannya pada acara webinar secara daring, Selasa (15/9).

Erick mengatakan, MUI juga hadir pada saat uji klinis ke-3 terhadap vaksin asal Sinovac ketika dilaksanakan di Bandung beberapa waktu lalu. Dengan demikian, pihaknya menjamin kehalalan vaksin ini.

“Oleh karena itu, kemarin saya datang kepada Pak Wakil Presiden (KH Ma’aruf Amin), bahwa proses ini kita dukung dan kita jaga kehalalan vaksin,” kata Erick.

Baca Juga :   Industri Pelayaran Tambah Tertekan, INSA Bersuara

Seperti diketahui, Erick Thohir sebelumnya mengatakan Indonesia akan mendapat sebanyak 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2020 dan 300 juta dosis untuk 2021. Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama yang dilakukan BUMN instansi farmasi mancanegara lainnya seperti PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech yang berasal dari Tiongkok.

Dari kerja sama tersebut, Indonesia telah menerima komitmen dari Sinovac yang akan menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini jika proses uji klinis tahap ke-3 berjalan dengan baik. Lalu, akan dilanjutkan untuk diproduksi hingga 250 juta dosis sepanjang tahun depan.

Selain dengan Sinovac, PT Kimia Farma, juga bersinergi dengan perusahaan farmasi asal UEA, G42, terkait pengembangan vaksin. Dari bentuk kerja sama ini, Indonesia akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020 dari G42, dan juga menerima lagi sebanyak 50 juta dosis pada akhir Kuartal I/2021.

“Insya Allah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin) dan tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta,” kata Erick.

Baca Juga :   IFSoc Dorong Tekfin dan Perbankan Salurkan Kredit ke UMKM

 

Leave a reply

Iconomics