Per 1 Juli Cash Flow Garuda Hanya US$14,5 Juta, Utang US$2,2 Miliar

0
671
Reporter: Petrus Dabu

Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengalami ‘crash’ akibat pandemi Covid-19 ini. Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan pendapatan perusahaan penerbangan plat merah ini turun mencapai 90% selama pandemi Covid-19.

Sementara, Perseroan hanya mampu menurunkan biaya operasional di level 60%. “Sehingga terjadi gap yang cukup signifikan antara pendapatan dan biaya,” ujar Irfan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (14/7).

Irfan memaparkan per 1 Juli 2020, cash flow yang ada di perusahaan hanya US$ 14,5 juta. Sementara pinjaman ke bank dan lembaga keuangan sebesar US$ 1,3 miliar dan hutang usaha dan pajak sebesar US$ 905 juta. Dengan demikian total utang usaha dan pinjaman bank  sekitar US$2,2 miliar.

Dari total utang, pinjaman jangka pendek sebesar US$ 668 juta, dan pinjaman jangka panjang US$ 645 juta. “Dari US$645 juta ini ada pinjaman untuk sukuk sebesar US$500 juta yang sudah kita berhasil negosiasi selama 3 tahun yang seharusnya jatuh tempo 3 Juni 2020 menjadi 3 Juni 2023,” ujarnya.

Baca Juga :   Garuda Hentikan Penerbangan ke Wilayah PSBB dan Zona Merah Covid-19

Sementara untuk ekuitas sendiri, menurut Irfan sudah negatif sejak Juni 2020.

 

Leave a reply

Iconomics