Perkenalkan, Ini Tiga Pendatang Baru Bursa Efek Hari Ini

0
88
Reporter: Petrus Dabu

Di tengah wabah Covid-19, pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO)  di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terus berjalan. Setelah pada Rabu (8/4) kemarin ada dua emiten baru, giliran hari ini tiga pendatang baru bakal meramaikan pasar saham Indonesia.

Berikut adalah profil tiga pendatang baru tersebut:

1. PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI)

Perusahaan yang bergerak di bidang restoran dan importir bumbu ini menawarkan 184.061.500 saham kepada publik atau  22,55% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh  setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Dengan harga penawaran perdana Rp 196 per saham, Cipta Selera Murni Tbk akan mendapatkan Rp 36,08 miliar dari Intiatial Public Offerig (IPO) ini.

Dana tersebut 70% atau Rp 25,25 miliar akan digunakan untuk memperluas jaringan usaha, khususnya di beberapa kota yang memiliki potensi besar di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Rinciannya, 58% dari Rp 25,25 miliar itu akan digunakan untuk pembukaan 5 gerai baru dan 42% lainnya untuk renovasi 5 gerai lama.

Baca Juga :   Setelah IPO, Ultra Voucher Kepakan Sayap ke Singapura dan Malaysia

Kemudian sebanyak 30% dari total dana hasil IPO atau sekitar Rp 10,82 miliar akan digunakan untuk modal kerja terutama untuk pembayaran kepada pemasok, franchisor dan keperluan terkait gerai-gerai yang telah beroperasional saat ini dan yang akan datang.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019 lalu, penjualan perusahaan pada periode 9 bulan pertama 2019 sebesar Rp 155,44 miliar, turun 10,88% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar Rp 174,41 miliar.

Perseroran juga masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 7,36 miliar. Rugi bersih ini sudah berkurang dibandingkan rugi bersih pada periode 30 September 2018 yang sebesar Rp 13,89 miliar.

2. PT Aesler Grup International TbkTbk (RONY)

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa aristektur dan konstruksi ini menawarkan 250 juta saham kepada publik. Jumlah tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.

Dengan harga penawaran perdana Rp 100 per lembarm RONY akan mendapatkan dana Rp 25 miliar dari IPO ini. Sebanyak 55% dari dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal. Rinciannya, sekitar Rp 10 miliar untuk membeli peralatan dan perlengkapan kantor untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan seperti desain arsitektur, desain interior, manajemen konstruksi, dan kontraktor interior. Kemudian, sebanyak Rp 3,7 miliar akan digunakan untuk membeli mesin fit-out untuk pemberian jasa fit-out kepada pelanggan.

Baca Juga :   45 Tahun Pasar Modal Indonesia: Tak Hanya Kuantitas, Kualitas Juga Perlu Ditingkatkan

Sebanyak 45% dari dana IPO akan digunakan untuk untuk modal kerja Perseroan namun tidak terbatas akan digunakan untuk pembayaran gaji karyawan, dan biaya operasional.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019 per 30 September, jumlah pendapatan Perseroran sebesar Rp 9,78 miliar, naik 176,14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,54 miliar.

Perseroran juga membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 4,64 miliar, naik 3.839,95% dibandingkan tahun periode yang sama tahun sebelumnya yang masih sebesar Rp 117,73 juta.

3. PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMGF)

Perusahaan furnitur ini menawarkan 375 juta saham kepada publik, atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah melakukan Penawaran Umum Saham Perdana.

Dengan harga penawaran perdana Rp 160 per saham, perusahaan asal Medan ini akan mendapatkan dana segar Rp 60 miliar dari hajatan IPO ini.

Dari dana tersebut, sebanyak 52% akan digunakan untuk pembelian mesin dari pihak ketiga. Sedangkan 48% lainnya akan digunakan untuk modal kerja, terutama untuk pembelian bahan baku.

Baca Juga :   Indosterling Technomedia, Tbk Resmi Melantai di Bursa Saham Hari Ini

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019 periode 30 September, penjualan Perseroan tumbuh pesat dari Rp 52,86 miliar menjadi Rp 111,84 miliar atau tumbuh 111,59% year on year.

Laba tahun berjalan juga tumbuh pesat dari Rp 8,35 miliar menjadi Rp 18,25 miliar atau tumbuh 118,55% year on year.

Leave a reply

Iconomics