PHRI: Dampak Corona, Restoran Terancam Gulung Tikar

0
199
Reporter: Leo Farhan

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut bisnis restoran banyak terancam gulung tikar sebagai dampak wabah virus corona. Buktinya,restoran-restoran yang berlokasi di berbagai mal mengalami penurunan pendapatan tajam hingga 90%.

Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran Emil Arifin mengatakan, ini terjadi salah satunya lantaran masyarakat memilih jaga jarak sosial yang sesuai dengan imbauan pemerintah. “Ada restoran yang pelanggannya di bawah 10 orang per hari, dan rata-rata yang makan itu 5 sampai 7 orang dari pagi sampai malam,” kata Emil saat ditemui wartawan The Iconomics, Kamis (26/3).

Emil menuturkan, umumnya restoran-restoran yang berlokasi di mal mengalami penurunan pendapatan. Namun, masih ada restoran yang masih bertahan lantaran lokasinya tepat berada di bawah mal. Karena letaknya itu, maka ada berpotensi mendapatkan pembeli secara daring hingga 20% dan okupansi tamu sekitar 20 hingga 30 orang per hari.

Kendati sebagian restoran masih buka, menurut Emil, sebagian karyawan yang bersifat harian sudah tidak dipekerjakan lagi. Restoran lebih mengutamakan karyawan dengan sistem bergantian. Bahkan ada juga restoran yang memilih untuk tutup sebulan untuk mengurangi kerugian keuangan karena pendapatan dengan mengandalkan pengunjung mal hanya mampu mencapai 10% hingga 20%.

Baca Juga :   BI: Setiap PJSP Berkode QR Wajib Gunakan QRIS

“Tapi ada juga yang membayar karyawannya sebulan terus ditutup restorannya selama sebulan, karena rata-rata di mal itu pendapatannya sekitar 10% hingga 20%,” kata Emil.

Menurut Emil, kondisi ini semakin parah karena harga bahan kebutuhan pokok seperti bawang merah dan bawang bombay melonjak. Juga karena mal tak mau menurunkan harga sewa meski situasinya sedang tidak normal.

“Seperti bawang bombai naik, lebih mahal ketimbang daging, kemudian bawang putih juga naik, gula menghilang di pasaran, lalu ditambah dengan beberapa mal yang tidak mau turunkan harga sewa, beberapa resto pun saat ini sedang negosiasi dengan pengelola mal agar bisa turun 50%,nah di sini, ada yang berhasil ada juga yang tidak,” kata Emil.

Melihat situasi ini, Emil lalu mengambil inisiatif untuk berkoordinasi dengan asosiasi mal. Seperti diketahui asosiasi mal pun sedang bernegosiasi dengan pemerintah untuk meminta keringanan pajak terutama dalam hal pajak restoran.

“Pajak sewa itu dikenakan 10% oleh pemerintah. Padahal keuntungan mal paling hanya 5% dari pendapatan. Lebih untung pemerintah dari pada pemilik mal, maka dari itu kawan-kawan pengurus mal sedang membahas dengan pemerintah untuk mengurangi pajak sewanya,” kata Emil.

Leave a reply

Iconomics