Aset BUMN Tumbuh 7,1% di 2020 dan Posisi Utang Disebut Masih Aman
Kementerian BUMN menyebut aset perusahaan negara bertumbuh menjadi sekitar Rp 8.400 triliun pada 2020. Angka tersebut bertumbuh sekitar 7,1% jika dibandingkan dengan 2019.
“Aset BUMN itu mampu menyumbang sekitar 55% dari produk domestik bruto (PDB) kita yang mencapai sekitar Rp 15.434 trilun,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (10/6).
Di samping itu, kata Arya, kontribusi BUMN terhadap anggaran pendapatan belanja negara (APBN) mencapai sekitar Rp 300 triliun. Angka ini berasal dari pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan lain sebagainya.
“Angka ini setara dengan 21% dari APBN kita. Jadi, cukup besar sumbangan BUMN kita kepada negara. Sementara penyertaan modal negara (PMN) yang diterima BUMN hanya 4% dari kontribusi yang diberikan,” kata Arya.
Sementara untuk utang, kata Arya, harus dibagikan menjadi 2 bagian. Utang pendanaan BUMN termasuk bunganya mencapai sekitar Rp 2.000 triliun. Sumbernya bisa berasal dari surat utang dan instrument utang lainnya.
Sementara itu, kata Arya, ekuitas BUMN tercatat Rp 2.500 triliun. Dengan begitu, Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang perusahaan berada di posisi 0,7% atau di bawah 1%. Sedangkan, struktur utang perusahaan bisa dinyatakan kesehatan jika posisinya berada di bawah 1,5%.
“Jadi, posisi utang BUMN kita masih aman,” ujar Arya.