Bank DBS: Ancaman Resesi 2023 Sifatnya Hanya Sementara dan Memperlambat Ekonomi

0
461
Reporter: Rommy Yudhistira

Chief Investment Officer Bank DBS Hou Wey Fook memperkirakan resesi global yang akan terjadi pada 2023 hanya bersifat sementara dan tidak berlangsung dalam jangka panjang. Sesuai hasil observasinya, resesi global hanya akan mempengaruhi perlambatan ekonomi.

“Akan ada slow down, tapi dalam waktu singkat. Mungkin akan resesi, namun, kami tidak melihat resesi untuk jangka panjang,” kata Hou dalam sebuah acara diskusi secara virtual, Kamis (13/10).

Hou mengatakan, harga berbagai komoditas pada Kuartal IV/2022 telah menurun setelah mencapai puncaknya pada Kuartal I/2022, Hal tersebut dipengaruhi dari adanya pengetatan kebijakan moneter, perlambatan pertumbuhan global dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

“Di antara berbagai kelas sub-aset, energi tetap paling tangguh (+50% sejak awal tahun), sementara logam relatif berkinerja buruk, di angka kisaran 15% sejak awal tahun. Terlepas dari kondisi permintaan yang menantang, pandangan investasi jangka panjang untuk komoditas tidak berubah,” ujar Hou.

Merujuk catatan Bank DBS, kata Hou, memasuki Kuartal IV/2022, isu investasi barang mewah dan kesehatan masih mendominasi sebagai penerima manfaat dari perubahan demografis dan pilihan gaya hidup yang baru. Barang mewah, misalnya, telah menunjukkan pendapatan yang kuat, sekaligus menjadi bukti tingginya permintaan konsumen terhadap hal itu.

Baca Juga :   Kerja Sama dengan BTN, Pos Indonesia Gerakkan Ayo Menabung Lewat  e'BATARAPOS

Hou karena itu optimistis barang mewah tetap akan menjadi tren di masa mendatang. Walau sempat mengalami hambatan jangka pendek akibat gangguan pada rantai pasokan, Bank DBS optimismistis sektor peralatan medis akan menghasilkan pertumbuhan yang kuat untuk industri kesehatan.

“Penduduk yang menua, prevalensi penyakit kronis, dan meningkatnya permintaan akan perangkat dan layanan inovatif mendukung potensi perluasan di sektor ini,” ujar Hou.

Sementara itu, dari sisi Indonesia sendiri, Regional Equity Strategist Bank DBS Joanne Goh mengatakan, dengan besarnya komoditas pasar domestic Indonesia, resesi global diperkirakan tidak membawa dampak yang cukup serius bagi Indonesia.

“Jadi risiko resesi untuk Indonesia, kalau menurut saya tidak terlalu tinggi. Indonesia masih penghasil komoditas yang sangat kuat. Itu menjadi pendongkrak untuk mendukung perekonomian dalam beberapa tahun ke depan,” kata Joanne.

 

Leave a reply

Iconomics