Ketua MES: Sektor Jasa Keuangan Syariah Tumbuh Tinggi di Tengah Pandemi

0
141

Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Wimboh Santoso mengatakan dalam upaya pemulihan ekonomi saat ini kontribusi semua sektor termasuk ekonomi. Demikian pula dengan keuangan syariah sangat diperlukan dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Dalam mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional, peran sektor jasa keuangan menjadi sangat krusial sebagai katalis penggerak dalam memulihkan perekonomian kita, termasuk tentunya peran dari sektor ekonomi dan keuangan syariah,” kata Wimboh dalam sambutannya pada pembukaan Musyarawah Nasional MES V secara virtual di Jakarta pada Sabtu (23/01/2021).

Dalam acara tersebut, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan bahwa pengembangan ekonomi syariah harus bersinergi dengan sistem konvensional untuk memperkuat dan mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional.

Menurut Wimboh, di tengah pandemi ini, sektor jasa keuangan syariah tetap mampu tumbuh cukup tinggi, yaitu sebesar 21,58% yoy sedangkan 2019 sebesar 13,84%, bahkan pembiayaan bank umum syariah mencatatkan pertumbuhan 9,5% yoydi tengah kontraksi kredit perbankan nasional sebesar -2,41%.

Sepanjang tahun 2020, Indonesia telah diakui sebagai salah satu negara dengan progres terbaik dalam hal ekonomi dan keuangan Syariah, yaitu Refinitiv Islamic Finance Development Report 2020menempatkan Indonesia pada ranking ke-2 secara global sebagai “The Most developed countries in Islamic Finance” dan Global Islamic Economy Indicator 2020/2021 mencatat Indonesia sebagai ranking ke-4 global untuk sektor ekonomi syariah, serta peringkat ke-6 untuk keuangan syariah.

Baca Juga :   Terus Kembangkan Digitalisasi, Bank Mandiri Mendorong Transaksi Perdagangan Internasional

Penilaian lembaga internasional itu menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, antara lain pertama, sebagai negara dengan 87% atau setara 230 juta penduduk muslim, Indonesia memiliki potensi pengembangan ekonomi dan industri keuangan syariah yang sangat besar.

Kedua, pertumbuhan ekonomi syariah yang tinggi. Pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi syariah tercatat sebesar 5,72%. Lebih tinggi dibanding pertumbuhan PDB nasional. Ketiga, semakin meningkatnya industri halal Indonesia. Pada tahun 2020, nilai perdagangan industri halal Indonesia antara lain makanan, kosmetik dan obat-obatan, travel, fashion telah mencapai US$3 miliar dan terus dalam tren meningkat.

Nah, ada pula tantangan yang harus diurai. Antara lain market share industri jasa keuangan syariah relatif masih rendah yaitu sebesar 9,90% dari total aset nasional. Begitu pula masih rendahnya literasi keuangansyariahmasih sebesar 8,93% sedangkan indeks nasional sebesar 38,03%. Sementara itu, indeks inklusi keuangan syariah yang sebesar 9,1% juga masih jauh tertinggal dibandingkan indeks nasional sebesar 76,19%.

Baca Juga :   SKB OJK-Kemenkeu untuk Mempermulus PEN, Ini Dia Aturan Mainnya

Tantangan berikutnya adalah diferensiasi model bisnis/produk syariah juga masih terbatas sehingga diperlukan inovasi dan kreativitas pelaku industri jasa keuangan syariah. Begitu pula dengan adopsi teknologi untukmengikuti perkembangan teknologi yang semakin cepat dan dinamis. Industri ini juga SDM dengan ekspertis di bidang ekonomi dan keuangan syariah untuk mengikuti berbagai dinamika dan perubahan kondisi perekonomian maupun teknologi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics