Kinerja Antam: Pedapatan Naik Signifikan, Laba Bersih Melorot

0
636
Reporter: Petrus Dabu

logam mulia Antam

PT Aneka Tambang Tbk atau Antam mencatatkan pendapatan yang tumbuh signifikan ditopang oleh pertumbuhan penjualan komoditas seperti emas, biji nikel, bauksit dan alumnia. Tetapi, laba bersih perusahaan dengan kode saham ANTM ini melorot tajam.

Sepanjang 2019 lalu, total pendapatan Antam sebesar Rp 32,72 triliun, naik 29,45% dibandingkan pendapatan sepanjang 2018 yang sebesar Rp 25,28 triliun.

Pendapatan dari penjualan emas, yang merupakan kontributor 68,66% pendapatan Antam, naik 34,48% menjadi Rp 22,47 triliun, dari sebelumnya pada 2018 sebesar Rp 16,71 triliun.

Kontributor terbesar kedua adalah Feronikal, yang menyumbang 14,89%. Total penjualan feronikel pada tahun 2019 lalu sebesar Rp 4,87 triliun, naik 3,9% dibandingkan 2018 yang sebesar Rp 4,69 triliun.

Selanjutnya biji nikel yang berkontribusi sebesar 11,33%, pada tahun lalu nilai penjualannya sebesar Rp 3,71 triliun, naik 26,32% dibandingkan penjualan 2018 yang sebesar Rp 2,93 triliun.

Kontributor terbesar keempat adalah biji bauksit yang menyumbang 2,32% terhadap total pendapatan. Pada tahun lalu, penjualan biji bauksit sebesar Rp 758,05 miliar, naik 58,72% dari tahun 2018 yang sebesar Rp 477,61 miliar.

Baca Juga :   Antam Bukukan Laba Rp2,85 Triliun Hingga Kuartal III-2023

Mulai tahun lalu, Antam juga sudah membukukan pendapatan dari penjualan alumina yang sebesar Rp 547,33 miliar atau menyumbang 1,67% terhadap total pendapatan. Pada tahun sebelumnya belum ada pendapatan dari penjualan alumina.

Pendapatan dari alumina ini seiring dengan rampungnya akuisisi keseluruhan saham PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) pada tahun 2019. Karena itu, Antam telah mengkonsolidasikan secara penuh laporan keuangan PT ICA yang mencakup antara lain akun Penjualan, Beban Pokok Penjualan dan Beban Usaha. Sebagai upaya peningkatan kinerja operasi, pada tahun 2019 PT ICA telah memproduksi alumina sebesar 104 ribu ton dengan tingkat penjualan sebesar 71 ribu ton.

Selain komoditas-komoditas tersebut, Antam juga menambang perak. Pada tahun 2019, kontribusi perak pada pendapatan Perseroan sebesar 0,46%, dengan total penjualan sebesar Rp 151,96 miliar naik 11,76% dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 135,97 miliar.

Komoditas lainnya adalah batubara yang menyumbang 0,15% terhadap total pendapatan. Penjualan batubara Antam pada tahun 2019 sebesar Rp 50,41 miliar, turun 4,22% dibandingkan 2018 yang sebesar Rp 52,63 miliar.

Baca Juga :   Selama Triwulan Ketiga 2020, Penjualan Emas Antam Capai 6.967 Kg, Naik 147% qtq

Sedangkan penjualan dari logam mulia lainnya pada tahun lalu sebesar Rp 2,21 miliar, turun 53,16% dibandingkan penjualan tahun 2018 yang sebesar Rp 4,72 miliar.

Dus, total penjualan Antam dari pejualan komoditas pada tahun lalu sebesar Rp 32,55 triliun, naik 30,22% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 25 triliun.

Selain pendapatan dari penjualan komoditas, pendapatan Antam juga berasal dari jasa pemurnian logam mulia dan jasa lainnya yang pada tahun lalu sebesar Rp 165,41 miliar, turun 40,12% dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 276,23 miliar.

Meski pendapatannya naik signifikan, tetapi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tajam 88,15% menjadi Rp 193,85 miliar. Pada tahun 2018, laba bersih masih sebesar Rp 1,64 triliun.

Tergerusnya laba bersih ini terjadi karena beban pokok penjualan yang naik 37,15% menjadi Rp 28,27 triliun dari tahun sebelumnya Rp 20,61 triliun. Demikian juga beban usaha, naik 12,42% menjadi Rp 3,49 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,11 triliun.

Leave a reply

Iconomics