Kinerja Usaha Semester I-2022 Meningkat Tajam, Bank Neo Commerce Konsisten Berikan Suku Bunga Atraktif
Bank Neo Commerce (BNC) telah mencatatkan kinerja yang positif di paruh pertama tahun 2022 dengan capaian berbagai kinerja usaha yang terus meningkat.
“BNC mengalami pertumbuhan usaha yang sangat pesat di paruh pertama tahun ini, dapat dilihat dari kenaikan signifikan dari aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain itu, kerugian (loss) juga terus menurun di akhir semester pertama. Berita baiknya lagi, di semester pertama tahun ini revenue kita mengalami kenaikan, sedangkan expense mengalami penurunan,” ujar, Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan, saat temu media, Kamis (7/7).
Dari sisi aset, di bulan Juni 2022 BNC mencatat kenaikan signifikan sampai Rp14,36 triliun dari Rp11,33 triliun di bulan Desember 2021. Kredit juga mengalami kenaikan sampai Rp7 triliun dari yang sebelumnya Rp4,27 triliun di akhir tahun 2021.
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp8,1 triliun di bulan Desember 2021 menjadi Rp11,1 triliun di akhir semester satu tahun 2022.
Kinerja BNC yang positif terlihat jelas pula dari Net Interest Income (NII). Di enam bulan pertama 2022 saja BNC sudah membukukan lompatan tinggi NII menjadi sebesar Rp547 miliar (ytd Juni), dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya sejumlah Rp315 miliar.
BNC mengalami kenaikan revenue yang impresif yang mana di semester pertama 2022 membukukan Rp723 miliar. Sebagai pembandingnya, di tahun lalu BNC membukukan revenue sebesar Rp438 miliar.
Sedangkan di sisi kerugian, dari yang mencapai Rp160 miliar pada Januari tahun 2022 turun tajam menjadi hanya Rp90 miliar pada Mei, bahkan hanya sebesar Rp30 miliar pada Juni 2022.
Berbagai capaian tersebut membuat BNC memberikan produk layanan yang selalu berkembang dan atraktif bagi nasabah. BNC selalu berusaha mengembalikan sebagian porsi keuntungan usahanya ke nasabah dalam bentuk berbagai insentif. Seperti juga yang nasabah dari berbagai bank digital lain dapatkan, selama ini nasabah BNC mendapatkan keuntungan suku bunga simpanan yang atraktif. Akibatnya, strategi yang diterapkan manajemen mulai berdampak secara riil pada kinerja rugi labanya. Peningkatan laju penyaluran kredit di paruh pertama tahun 2022 mulai berdampak kepada cemerlangnya kinerja bulanan BNC.
Capaian rasio Net Interest Margin (NIM) BNC telah mencapai double digit di kisaran 10,16% pada Juni tahun ini. Meski sudah naik 5% YoY, BNC memperkirakan masih dapat tumbuh sampai 15% hingga penutupan tahun ini. Selain itu Loan to Deposit Ratio (LDR) BNC di semester pertama tahun ini berada di kisaran aman, yaitu 63,40%.
Kinerja pendapatan yang sangat baik tersebut membuat BNC memiliki ruang untuk menawarkan bunga simpanannya yang atraktif. Bunga tabungan yang ditawarkan BNC adalah 6%, sedangkan deposito mulai dari 6,5% hingga 8% dengan tenor yang fleksibel mulai dari 7 hari dengan minimum setoran yang terjangkau mulai dari Rp200.000.
Sebagai emiten yang berkewajiban memberikan kinerja dan keterbukaan informasi terbaik bagi pemegang saham dan publik, BNC juga menjalankan menerapkan best-compliance terhadap berbagai aturan yang diterapkan oleh berbagai regulator. Transparansi atas besaran bunga simpanan yang diberikan oleh BNC selalu disampaikan di kanal informasi resmi perusahaan maupun dalam berbagai promosi produk BNC.
BNC sepenuhnya mengikuti aturan LPS dalam menjamin simpanan nasabah bank yang sejauh sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh LPS. Nilai simpanan dan tingkat bunga penjaminan LPS atas simpanan menjadi dasar bagi BNC dalam menerapkan besaran suku bunga simpanan bagi para nasabah.
“BNC merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan berbagai produk keuangan kami masuk dalam penjaminan LPS. Yang penting bagi kami adalah bagaimana kami mengelola dana pihak ketiga yang masuk secara optimal yang kemudian dapat memberikan keuntungan maksimal bagi nasabah,” ujar Tjandra.