Luhut Ajak Semua Pelaku Usaha Berkontribusi untuk Rehabilitasi Kawasan Mangrove

Tangkapan layar YouTube, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan/Iconomics
Kawasan mangrove dinilai terbukti membawa banyak manfaat kepada masyarakat Indonesia. mulai dari mitigasi bencana di wilaah pesisir hingga menjadi sumber pendapatan masyarakat.
Selain itu, kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, hutan dan kawasan mangrove Indonesia mampu menyimpan karbon sekitar 75% dari rata-rata simpanan karbon dunia. Dan mangrove dapat menyerap 4 hingga 5 kali lipat lebih banyak dibanding hutan tropis.
“Potensi besar ini ke depan dapat diperjualbelikan sehingga akan meningkatkan pendapatan negara. Berdasarkan beberapa penelitian potensi ekonomi dan ekosistem mangrove sekitar US$ 11 ribu per hektare per tahun dapat dimanfaatkan maksimal untuk lahan pembibitan ikan dan udang serta pemanfaatan produk turunan mangrove Indonesia,” kata Luhut dalam keterangannya secara virtual, Selasa (10/8).
Sebagaimana telah disampaikan Presiden Joko Widodo pada April 2021, kata Luhut, Indonesia menyumbang kepada dunia untuk merehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare sebagai upaya rehabilitasi terbesar di dunia. Karena itu, upaya dari berbagai pihak termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementeria Kelautan dan Perikanan serta lainnya untuk merehabilitasi kawasan mangrove baik dari pemulihan ekonomi nasional maupun APBN patut diapresiasi.
Di samping itu, kata Luhut, apresiasi yang sama juga diberikan kepada Pelindo I hingga IV, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), dan Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) karena berkontribusi mendukung percepapatan program rehabilitasi mangrove nasional.
“kami mengapresiasi dan sedang mengkaji bentuk insentif berupa rekognisi bagi perusahaan yang berkontribusi terhadap upaya rehabilitasi mangrove nasional,” kata Luhut.
Khusus untuk Pelindo, kata Luhut, sebagai insentif yang dimaksud dapat memanfaatkan program rehabilitas mangrove ini untuk menambah angka kredit dalam program greenport. Para pelaku usaha diimbau untuk untuk mendukung program nasional ini dan melakukan rehabilitasi mangrove seluas minimal 100 ribu hektare sampai dengan 2024.
“Pengelolaan ekosistem mangrove juga akan kami upayakan dengan melaksanakan berbagai kerja sama bilateral dengan berbagai negara lain seperti ini Uni Emirat Arab, Jerman dan Korea Selatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita juga membutuhkan dukungan sains dan teknologi untuk mempercepat tercapainya target yang kita rencanakan,” kata Luhut.