Menko Airlangga Soroti Potensi Kerja Sama Indonesia-Vietnam di Luar Perdagangan dan Investasi

0
24

Kerja sama Indonesia dengan Vietnam masih banyak yang bisa diperluas dan eksplorasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pada tahun 2024, perdagangan bilateral keduanya terus menunjukkan perkembangan signifikan dengan total perdagangan mencapai US$15 miliar.

Investasi kedua negara terus meningkat dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, infrastruktur, manufaktur, dan teknologi. Salah satu proyek investasi strategis yang berjalan yakni pembangunan pabrik kendaraan listrik VinFast di Subang, Jawa Barat, yang mencerminkan semakin eratnya kerja sama di sektor transportasi berkelanjutan.

Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi perhatian dalam kerja sama bilateral ini. Maskapai penerbangan nasional dari kedua negara, Vietnam Airlines dan Garuda Indonesia, terus memperluas kolaborasi guna meningkatkan jumlah wisatawan antara Indonesia dan Vietnam.

Menko Airlangga juga menyebutkan beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mendukung ekonomi kedua negara.

Pertama, mengoptimalkan pemanfaatan Perjanjian Perdagangan ASEAN (ATIGA) yang memungkinkan tarif 0% pada 99,8% komoditas guna meningkatkan nilai perdagangan bilateral.

Kedua, mempercepat adopsi transaksi digital lintas batas guna meningkatkan aktivitas ekonomi. ASEAN juga tengah mempersiapkan ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang akan ditandatangani pada KTT ASEAN tahun ini.

Baca Juga :   Sertijab Kemendag, Sejarah Baru karena Menteri Terpilih Berasal dari Pejabat Karier

Ketiga, meningkatkan kolaborasi di bidang teknologi untuk membantu bisnis berkembang dan bersaing secara lebih efektif di kancah global, khususnya bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Raksasa teknologi Vietnam, FPT telah memperluas jaringan bisnisnya di Indonesia, menciptakan peluang baru untuk berkolaborasi.

Menko Airlangga menyebutkan bahwa Indonesia dan Vietnam perlu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi guna memperkuat daya saing produk di pasar global. Misalnya, mobil listrik Vietnam (VinFast) yang telah memasuki pasar Indonesia, atau farmasi hewan Indonesia (VAKSINDO) yang baru saja menyelesaikan pembangunan pabrik vaksin hewan terbesar di Vietnam.

Tak hanya itu yang disoroti Menko Airlangga. Soal tantangan yang masih dihadapi dalam kerja sama perdagangan, termasuk adanya berbagai kebijakan Non-Tariff Measures (NTM) menjadi sorotan. Oleh karena itu, diperlukan diskusi dan konsultasi lebih lanjut untuk mengatasi kendala tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan kedua negara.

Menko Airlangga juga menyebutkan Indonesia dan Vietnam memiliki komoditas unggulan yang hampir sama, terutama di sektor pertanian, sehingga peningkatan kerja sama dalam rantai pasokan akan menguntungkan kedua negara.

Baca Juga :   Indonesia-Singapura Perkuat Kerjasama Lewat 3 Jembatan

“Saat ini, kerja sama antara kedua negara masih terbatas pada perdagangan dan investasi. Dengan populasi anak muda yang besar dan semakin melek teknologi, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi digital ASEAN,” imbuh Menko Airlangga.

Indonesia dan Vietnam menegaskan pentingnya mempercepat kerja sama dalam ekonomi digital dengan menandatangani Letter of Intent tentang Kerja Sama Peningkatan Kapasitas di Bidang Teknik dan Ekonomi Digital untuk mengembangkan kapasitas insinyur dan bakat di bidang teknologi, mempromosikan inisiatif ekonomi digital termasuk ICT, semikonduktor, dan industri kendaraan listrik, serta mengeksplorasi kolaborasi potensial.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics