Pasar Industri Fintech Indonesia Dinilai Akan Berkembang, Ini Alasannya

0
63
Reporter: Rommy Yudhistira

Perkembangan industri fintech Indonesia menjadi pembahasan dalam acara Indonesia PE-VC Summit 2024. Pembahasan tersebut terkait dengan besarnya ukuran pasar di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang tidak mempunyai rekening bank atau unbanked.

Chief Operating Officer DANA Dean Krstevski yang menjadi salah satu pembicara di acara itu mengatakan, terdapat perubahan yang signifikan dalam penggunaan pinjaman online dari tahun ke tahun. Penetrasi industri fintech Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dari awal kemunculannya.

DANA, kata Dean, memperhatikan perubahan masyarakat yang awalnya hanya memanfaatkan dompet digital untuk menyimpan, kini mereka menggunakannya untuk melakukan berbagai macam transaksi. “Kami telah melihat perubahan tersebut secara signifikan selama bertahun-tahun dan saat ini kami melihat semakin banyak pedagang dan pengguna yang menggunakan dompet seluler sebagai metode pembayaran utama untuk transaksi online,” kata Dean dalam cara yang digelar Deals Street Asia itu di  The Langham Hotel, Jakarta, Kamis (25/1).

Karena itu, kata Dean, pihaknya optimistis industri fintech di Indonesia akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Apalagi kondisi ekonomi yang semakin membaik, dapat mendorong pertumbuhan industri fintech di Tanah Air.

Baca Juga :   Resmi, Direksi dan Komisaris BUMN Tidak Dapat THR

“Kami terus melihat pertumbuhan yang sangat kuat di seluruh pengguna kami, dan kami sangat bersemangat untuk segera meluncurkan lebih banyak layanan,” ujar Dean.

Sementara itu, Group President Julo Ankur Mehrotra mengatakan, kebijakan dan regulasi yang mengatur industri fintech, masih dalam tahap terukur dan terarah. Regulasi yang keluarkan pemerintah dinilai tidak melemahkan industri fintech, justru malah sebaliknya.

“Regulasi sangat membantu terjadinya inovasi dan regulasi membantu memandu inovasi startup ke arah yang benar. Terutama di bidang fintech seperti kita,” ujar Ankur.

Sedangkan Chief Finance & Strategi Officer LinkAja Reza Ari Wibowo mengatakan, dalam perjalanannya, strategi yang dilakukan para pemain fintech di Indonesia, semakin bervariasi. Misalnya, yang dilakukan LinkAja, meski bergerak dalam bidang yang sama, setiap platform memiliki strategi yang berbeda.

“Kami memilih jalur ke B2B, sebuah bisnis pembayaran, di mana kami mencoba mendigitalkan ekosistem pemegang saham. Kami menggunakan pembayaran antara reseller dan distributor,” ujar Reza.

Kemudian, Founding Partner ATM Capital Minjun Liang menuturkan, dalam 6 tahun terakhir, pertumbuhan industri fintech di Indonesia mengalami perubahan cukup signifikan. Padahal, waktu awal fintech masuk ke Indonesia, banyak investor yang ragu untuk menanamkan modalnya.

Baca Juga :   Finku Meraih Pendanaan US$2,8 juta yang Dipimpin B Capital Group

“Namun setelah 6 tahun pembangunan, kita sudah melihat beberapa raksasa, seperti Julo, DANA, dan juga perusahaan-perusahaan yang sangat besar di sana, dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat,” kata Minjun.

Karena itu, kata Minjun, pihaknya optimistis industri fintech akan menjadi investasi yang baik untuk jangka panjang. Dan, itu semakin diperkuat apabila melihat pertumbuhan ekonomi, dan daya belanja masyarakat, khususnya para generasi muda di Indonesia.

“Jadi menurut saya beberapa pebisnis sudah membuktikan bahwa ini bukan hanya sekedar konsep, tapi juga bisa menjadi cukup besar,” kata Minjun.

Leave a reply

Iconomics