Pemerintah Harus Tinjau Rencana Kenaikan PPN, Pengamat Soroti Potensi Dampaknya

0
23

Pemerintah harus mempertimbangkan lagi mengenai rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang menjadi 12%. Pasalnya, dampak langsungnya terhadap daya beli masyarakat dapat mengkoreksi perekonomian Indonesia.

Ketua Prodi Manajemen Universitas Paramadina, Adrian A. Wijanarko menyoroti dampak kenaikan PPN terhadap generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial. Menurut Adrian, kelompok ini telah menghadapi berbagai tekanan, baik internal seperti kebutuhan untuk mandiri secara finansial maupun eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global, persaingan kerja, dan kebijakan pemerintah.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan PPN akan menyebabkan harga barang dan jasa meningkat, sehingga Gen Z dan milenial cenderung mengurangi konsumsi dan lebih fokus pada menabung untuk pendidikan, properti, dan investasi.

“Dari sisi perilaku keuangan, kenaikan PPN ini akan mempengaruhi pola konsumsi dan strategi finansial generasi muda ke depan,” kata Adrian dalam diskusi “PPN 12%: Solusi atau Beban Baru?” yang digelar Universitas Paramadina bersama Indef.

Dalam diskusi ini, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, MPP juga memaparkan bahwa kenaikan PPN menjadi 12% mencerminkan kondisi fiskal Indonesia yang tengah menghadapi tantangan besar.

Baca Juga :   Indef Khawatir Permendag soal DMO dan DPO Justru Picu Kenaikan Harga Minyak Goreng

“Penurunan penerimaan pajak nasional hingga Oktober 2024 sebesar 0,4% dibandingkan tahun sebelumnya, rendahnya rasio pajak, serta meningkatnya utang negara menjadi sinyal serius terhadap keberlanjutan fiskal,” kata Wijayanto dalam keterangannya.

Ia juga menyoroti inkonsistensi kebijakan ekonomi Indonesia, yang di satu sisi mendorong penerimaan pajak rendah tetapi di sisi lain mengalokasikan belanja yang tinggi untuk subsidi dan program sosial. Menurutnya, kenaikan PPN ini harus disertai dengan reformasi menyeluruh, seperti mengatasi penyelundupan, memperbaiki tata kelola pajak, dan mengurangi insentif pajak berlebih untuk sektor tertentu.

“Situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian memperbesar tantangan bagi Indonesia. Kenaikan PPN, selain mempengaruhi daya beli masyarakat, juga diperkirakan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, penurunan konsumsi rumah tangga, dan peningkatan inflasi,” kata Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, Dr. M. Rizal Taufikurahman.

Ia mengatakan bahwa dampak kenaikan PPN ini berpotensi menurunkan PDB sebesar 0,17%, yang dipicu oleh penurunan konsumsi, ekspor, serta daya saing sektor industri padat karya. Kondisi ini juga akan memperburuk tekanan terhadap kelas menengah yang telah menghadapi beban ekonomi yang signifikan.

Leave a reply

Iconomics