Stafsus Menteri BUMN: Transparansi Jadi Kunci Berkomunikasi dengan Publik

0
422
Reporter: Rommy Yudhistira

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menerapkan sistem transparansi ketika berkomunikasi dengan publik di era keterbukaan informasi dan teknologi saat ini. Lewat transparansi diharapkan informasi-informasi baru bisa tersampaikan kepada publik.

“Bisa menyampaikan langkah-langkah kebijakan yang dibuat Kementerian BUMN, dan juga hal-hal yang menjadi pertanyaan publik, itu juga harus kita sampaikan dan dijawab secara tuntas, sehingga tidak menjadi isu yang liar, dan tidak menjadi isu yang tidak baik,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga dalam diskusi virtual yang digelar The Iconomics, Jumat (26/11).

Arya mengatakan, dalam era saat ini, teknologi komunikasi menjadi salah satu sarana yang tepat dalam menyampaikan informasi dan juga berkomunikasi dengan public. Terlebih memasuki era pandemi Covid-19, seluruh masyarakat beralih ke sarana media daring dalam mendapatkan informasi-informasi yang diinginkannya.

Karena itu, kata Arya, peran hubungan masyarakat atau humas (PR) di masa teknologi digital sangat penting untuk memisahkan dan memilah informasi yang nantinya akan dikonsumsi oleh publik itu sendiri.

Baca Juga :   Blibli Donasikan APD Senilai Rp1 Miliar ke RSPAD Gatot Subroto

“Ini adalah kondisi, PR saat ini dan ke depan bahwa tidak ada lagi tempat untuk berdiam diri, kalau masih dengan gaya lama, saya yakin lembaga, badan, atau apakah itu perusahaan, itu semakin berat untuk bisa bertahan. Apalagi kalau dia cuma diam saja, mengharapkan kalau berita itu akan turun dengan sendirinya,” kata Arya.

Di samping itu, kata Arya, membangun media dan stakeholder relation menjadi langkah yang harus dijalankan, sebagai upaya untuk menghindari adanya penyimpangan informasi yang diakibatkan dari disrupsi pada era digital saat ini.

“Makanya kita perlu membangun media dan stakeholder relation, di samping membangun hubungan, kita tidak bisa lagi menghindari media. Kesalahan besar kalau kita menghindari media, semua harus punya hubungan yang sangat erat dengan media-media,” ujar Arya.

Selain itu, kata Arya, relasi dalam media juga dapat disampaikan melalui sarana komunikasi di media sosial, yang saat ini menjadi tempat bagi masyarakat untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

“Misalnya kalau di sosial media, kita harus masuk ke yang namanya Twitter, kita masuk ke Facebook, Instagram, bahkan TikTok pun kita masuk, ini adalah bagian untuk menyalurkan komunikasi kita. Dan itulah cara kita juga untuk sampai ke seluruh stakeholder kita,” kata Arya.

Baca Juga :   Inilah Skema Pembatasan Sosial Skala Besar yang Mungkin di Jabodetabek

Dengan upaya dan langkah-langkah tersebut, kata Arya, diharapkan komunikasi dengan publik dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, informasi yang disampaikan ke publik tidak terpengaruh dengan adanya penyimpangan informasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

“Jadi ini akhirnya membangun semua, jadi semua kita harus punya juga feedback dari publik harus kita ambil, itulah langkah-langkah yang kita lakukan,” katanya.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics