Triwulan Pertama 2021, Pendapatan Astra Agro Naik 5%
Meski produksi crude palm oil (CPO) mengalami penurunan sebesar 0,8%, namun PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 5% menjadi Rp5,03 triliun sepanjang triwulan pertama 2021.
Mario CS Gultom, Direktur Astra Agro mengatakan kenaikan pendapatan ini terutama karena harga rata-rata CPO Perseroan mengalami kenaikan sebesar 8% dari Rp 9.037 per kg menjadi Rp9.764 per kg.
“Untuk produksi, total produksi TBS kita itu menurun 3,3% dibandingkan Q1 tahun lalu, dimana tahun lalu kita memproduksi 1,11 juta ton TBS, tetapi sampai dengan Maret ada penurunan 3,3% menjadi 1,07 juta ton TBS,” ujar Mario dalam acara workshop wartawan, Kamis (27/5).
Mario menambahkan pembelian TBS dari pihak luar termasuk dari petani plasma mengalami kenaikan sebesar 15,4% dari 640 ribu ton di tahun lalu menjadi 739 ton di tahun ini.
Sedangkan produksi CPO menurun 0,8% dari 354 ribu ton menjadi 351 ribu ton di tahun ini. “Ini terutama disebabkan oleh tadi penurunan produksi inti,” ujarnya.
Meski rata-rata harga jual CPO naik, tetapi laba bersih Astra Agro pada triwulan pertama 2021 mengalami penurunan sebesar 56,2% menjadi Rp162,4 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih Astra Agro adalah Rp371,1 miliar.
Mario mengatakan tekanan pada laba berish ini merupakan dampak dari kebijakan tarif pungutan ekspor sawit (levy) yang bersifat progresif. Kebijakan ini ditetapkan pada 10 Desember 2020 lalu. Sebelumnya, tarif pungutan ekspor CPO sebesar US$55 per ton. Kemudian diubah menjadi progresif, setiap kenaikan 25 ton ada kenaikan levy US$15 per ton. Selain karena kebijakan levy, Mario mengatakan tekanan pada laba berish perusahaan juga terjadi karena adanya lindung nilai.
“Kami berharap lindung nilai itu, kita akan selesai di semester satu ini. Jadi, semester dua mungkin kita enggak akan ada lagi, jadi kami berharap di semester dua kami bisa lebih baik dari semester satu,” ujarnya.