Bos Telkom Beberkan Penyebab Kecepatan Jaringan 5G di Indonesia Masih Lelet

0
95

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengakui kecepatan jaringan 5G di Indonesia masih lelet dibandingkan negara lain. 

Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom mengatakan, hal tersebut terjadi karena belum ada spektrum frekuensi khusus untuk 5G di Indonesia.

“Jadi, 5G yang dikembangkan oleh Telkomsel itu menggunakan spektrum yang sebenarnya dipakai untuk 4G. Sehingga kalau itu dipakai untuk 5G terlalu banyak, nanti mengorbankan layanan 4G juga,” ujar Ririek merespons pertanyaan anggota Komisi VI DPR RI dalam rapat dengar pendapat, Selasa (12/11).

Nugroho, Direktur Utama Telkomsel – anak usaha Telkom – pada kesempatan yang sama mengatakan, karena masih berbagi spektrum dengan layanan 4G, kecepatan jaringan 5G di Indonesia pun “tidak bisa seperti yang dirasakan menggunakan 5G di negara-negara lain: Singapura, Australia dan sebagainya.”

“Nanti, insyaallah tahun depan akan ada spektrum baru, nanti kita akan berpartisipasi sehingga nanti experience akan lebih baik,” ujar Nugroho.

Ririek mengatakan, pengembangan jaringan 5G oleh Telkomsel mempertimbangkan permintaan masyarakat, karena investasi yang diperlukan untuk membangun infrastruktur terbilang mahal, termasuk untuk investasi Base Transceiver Station (BTS).

Baca Juga :   Strategi Perusahaan Pers Mencetak Cuan dengan Produk Berbasis Digital

“Jadi, yang dikembangkan, salah satu konsiderasinya adalah seberapa banyak jumlah pengguna yang punya handphone 5G. Nah kalau masih sedikit, artinya percuma juga sebenarnya,” ujar Ririek.

Sejauh ini, tambah Ririek, kecepatan yang dijanjikan oleh layanan 5G sebenarnya belum “terlalu diperlukan.”

Nugroho menambahkan, Telkomsel memasang infrastruktur 5G secara terbatas di beberapa kota. Tujuannya, kata dia, untuk “memberikan experience” atas layanan tersebut.

“Contohnya di Bali, itu sudah mayoritas kota di Bali sudah kita cover dengan 5G karena memang penetrasi handset (ponsel)-nya sudah cukup. Walaupun seperti yang disampaikan Pak Ririek, spektrumnya masih menggunakan spektrum 4G,” ujarnya.

Nugroho mengatakan, di Jakarta penetrasi ponsel atau handset 5G sudah semakin banyak. Karena itu, mulai tahun ini, Telkomsel agresif mengembangkan 5G di Jakarta. Jumlah handset 5G yang banyak, tambahnya, menjadi justifikasi bagi perusahaan untuk berinvestasi pada jaringan 5G.

Leave a reply

Iconomics