Ekonomi Syariah Indonesia Sudah Berkembang Pesat, Presiden: Tidak Boleh Berpuas Diri
Presiden Joko Widodo menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir ini ekonomi syariah Indonesia sudah berkembang dengan pesat. Secara global, nilai ekonomi syariah Indonesia berada di urutan kelima pada tahun 2020 lalu. Namun, Presiden mengingatkan agar tidak puas diri dengan pencapaian ini karena masih tingginya potensi yang belum dikembangkan.
“Saya sudah berkali-kali menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia harus menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal di dunia. Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia. Alhamdulillah perkembangan ekonomi syariah kita cukup pesat,” ujar Presiden Jokowi dalam acara ‘Peringatan Hari Santri Nasional dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Jumat (22/10).
Jokowi menyampaikan berdasarkan data The State of Global Islamic Economy Report, sektor ekonomi syariah Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang berarti. Tahun 2018, ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat 10 besar dunia. Kemudian tahun 2019, berada di peringkat 15 dan tahun 2020 berada di peringkat empat dunia.
“Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Perlu ada upaya yang sinergis antar pemangku kepentingan agar ekonomi syariah kita tumbuh lebih pesat lagi dan itulah peran penting yang harus dimainkan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah,” ujar Presiden.
Presiden berharap Masyarakat Ekonomi Syariah dapat menjadi jembatan bagi seluruh pemangku kepentingan ekonomi syariah untuk membangun ekosistem ekonomi syariah di Indonesia serta membangun ekonomi inklusif yang memberdayakan dan mampu bertahan menghadapi berbagai macam krisis.
“Sebagai organisasi keumatan, Masyarakat Ekonomi Syariah diharapkan menjadi lokomotif pengembangan ekonomi syariah yang membumi, yang menyentuh ekonomi umat secara langsung, yang melahirkan lebih banyak wirausaha-wirausaha dari kalangan santri yang menggerakan perekonomian yang inklusif,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah mengatakan sejak 2020 perkembangan ekonomi syariah Indonesia cukup menggembirakan. Saat ini ekonomi syariah tidak lagi sekedar menjadi pilihan bagi komunitas muslim saja, tetapi telah menjadi salah satu penopang kekuatan ekonomi nasional.
Wapres menambahkan sejalan dengan kemajuan sektor industri produk halal, yang terus memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional termasuk selama pandemi Covid-19 ini, potensi industri keuangan syariah nasional juga tak kalah besar. Menurut laporan Islamic Finance Indicator 2020, nilai aset keuangan syariah Indonesia mencapai US$3 miliar dan masuk dalam jajaran 5 besar dari 135 negara. Nilai aset keuangan syariah masih didominiasi oleh Arab Saudi yang mencapai US$17 miliar, disusul Iran US$14 miliar, Malaysia US$10 miliar dan Persatuan Emirat Arab US$3 miliar.
“Kita meyakini bahwa posisi Indonesia masih sangat mungkin untuk meningkat lagi bahkan menjadi pemain kunci indutsri keuangan syariah dunia. Komitmen untuk memperkuat pembangunan ekonomi syariah di Indonesia, perlu terus kita perkuat dan kita teguhkan dengan kaum santri sebagai bagian penting dari Masyarakat Ekonomi Syariah,” ujar Wapres.