Hari Santri, Presiden Dorong Entrepreneur dari Kalangan Santri
Presiden Joko Widodo mengharapkan Masyarakat Ekonomi Syariah untuk menjadi lokomotif pengembangan ekonomi syariah yang membumi, menyentuh ekonomi umat secara langsung dan melahirkan lebih banyak wirausaha-wirausaha dari kalangan santri yang menggerakkan perekonomian yang inklusif.
“Karena itu kita harus mendorong munculnya lebih banyak entrepreneur, wirausahawan dari kalangan santri dan lulusan pondok pesantren. Orientasi santri seharusnya bukan lagi mencari pekerjaan tetapi sudah menciptakan kesempatan kerja bagi banyak orang, menebar manfaat seluas-luasanya bagi umat,” ujar Presiden Joko Widodo dalam acara ‘Peringatan Hari Santri Nasional dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Jumat (22/10).
Menurut Presiden, pesantren, madrasa dan pendidikan tinggi agama Islam memiliki peran yang sangat strategis untuk mencetak lulusan yang inovatif, mampu bersaing di pasar kerja dan menjadi wirausahawan sosial yang sukses.
Semangat kewirausahaan (entrepreneurship) yang sudah tumbuh harus diikuti percepatan inklusi keuangan. Presiden mengatakan dukungan akses pembiayaan sangat penting bagi tumbuhnya entrepreneur baru.
“Karena itu, pemerintah telah menyiapakan berbagai skema baik berupa program Mekaar, program KUR, kemudian bank wakaf mikro. Saya berharap pesantren dan para santri dapat memanfaatkan berbagai program pembiayaan ini dengan baik sehingga pesantren dan para santri dapat semakin berperan dalam memperkuat ekonomi umat,” ujarnya.
Presiden juga menekankan pentingnya transformasi digital. “Kita harus terus mendorong usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah kita untuk go digital. Masuk ke toko online, masuk ke marketplace, masuk ke e-commerce, dan bisa masuk ke supply chain nasional maupun global dan menjadi pemain utama dalam pertumbuhan industri halal tingkat global,” ujar Jokowi.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah, pada kesempatan yang sama, mengatakan Undang-Undang No.18 tahun 2019, menempatkan pesantren pada posisi strategis sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
Selain diharapkan dapat mencetak pendakwah yang mengikuti perkembangan zaman, pesantren juga diharapkan menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarkat melalui pengembangan bidang keuangan seperti bank wakaf mikro, Baitul Maal wa Tamwil (BMT) maupun ultra mikro lainnya.
“Program pemerintah melalui akselerasi ekonomi kerakyatan berbasis pesantren dan komunitas diharapkan bisa mendorong kebangkitan UMKM dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” ujar Wapres.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, Erick Thohir mengatakan untuk mendukung pesantren dan santri berwirausaha, Masyarakat Ekonomi Syariah bekerja sama dengan Pertamina dalam pengembangan PetraShop. Dari 10.000 yang dibangun, sebanyak 2000 unit didedikasikan untuk pesantren dan santri.
“Alhamdulillah hari ini sudah ada 323 pesantren dan santri yang dapat, dari berbagai kalangan, ada dari Ansor, Pemuda Muhamadiyah,” ujar pria yang juga menteri BUMN ini.