Pemerintahan Prabowo-Gibran Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8%, Kemendag akan Dongkrak Ekspor Menuju US$405,69 Miliar

0
34

Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka antara 7-8%. Kementerian Perdagangan akan mengungkit target ekspornya pada tahun-tahun mendatang.

Kementerian Perdagangan melalui Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) menargetkan  nilai  ekspor  sebesar  US$294,45  miliar  dengan  pertumbuhan  7,1% pada  2025. Nilai ekspor ini harus terus meningkat hingga 2029 dan mencapai US$405,69 miliar dengan pertumbuhan 9,64%.

Target   nilai   ekspor   tersebut   akan   mendukung   target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto sebesar 8%. Pasalnya, pertumbuhan ekspor merupakan salah satu pengungkit pertumbuhan ekonomi yang memberikan kontribusi cukup besar.

“Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% pada 2029 mendatang.  Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, ekspor Indonesia harus tumbuh   7—10%.   BKPerdag menargetkan pada 2025, nilai ekspor ditargetkan mencapai US$294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1%,” kata Kepala BKPerdag Fajarini Puntodewi dalam keterangannya.

Puntodewi menekankan dibutuhkan kebijakan kunci, pendorong kunci, dan sektor kunci yang mampu menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai target tersebut. Salah satu kuncinya adalah ekspor yang tumbuh tinggi.

Baca Juga :   Bidik Ekspor, RNI Bangun Pabrik Alkes di Jateng

Kementerian Perdagangan memiliki tiga fokus program saat ini untuk mencapai target tersebut. Pertama, pengamanan pasar dalam negeri sehingga produk lokal dapat berdaya saing menjadi tuan rumah di pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor dengan meningkatkan pangsa pasar produk ekspor Indonesia di pasar global. Ketiga, peningkatan UMKM ‘Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor’ untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM terhadap ekspor nasional.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, M. Faisal menyatakan surplus perdagangan Indonesia diperkirakan berlanjut di tahun 2025 meski menipis. Selain itu, harga komoditas berpotensi kembali melemah akibat peningkatan penawaran dan tekanan permintaan.

Menurutnya, tahun 2025 akan lebih menantang bagi Indonesia karena penetrasi ekspor ke mitra dagang utama terkendala melemahnya permintaan dan peningkatan hambatan perdagangan.Lebih lanjut, peningkatan tarif impor Amerika Serikat untuk produk-produk Tiongkok sebagai dampak terpilihnya  kembali  Trump  sebagai  Presiden  Amerika  Serikat  berpotensi  semakin  mendorong trade diversion oleh  Tiongkok  ke  pasar-pasar  potensial  yang  lebih  mudah  diakses,  seperti  Indonesia. Kondisi ini akan semakin menekan penetrasi pasar domestik industri nasional, termasuk  industri tekstil dan produk tekstil.

Baca Juga :   Kemendag: Harga Referensi CPO Periode 1-15 Oktober Naik

Ketua Komite Perdagangan Luar Negeri Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Budihardjo Iduansjah menyampaikan peluang dan tantangan perdagangan luar negeri 2025. Peluangnya antara lain meliputi pergeseran rantai nilai global sehingga memunculkan rantai nilai regional dan optimalisasi perjanjian dagang preferensi.  Adapun tantangannya meliputi  gejala deindustrialisasi,   ekonomi yang berbiaya tinggi, dan kebijakan mitra dagang utama (AS dan Tiongkok).

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics