Pemilu Selesai, Metrodata Electronics Tbk (MTDL) Bidik Pendapatan Rp25 Triliun

0
105

Emiten teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digital, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL),  optimis akan mampu meraih pendapatan sekitar Rp 25 triliun di akhir 2024.

Metrodata Electronics melihat prospek pertumbuhan ekonomi dan binis di Indonesia makin baik pasca pemilihan umum (pemilu) Februari ini. Perusahaan-perushaaan juga akan terus melanjutkan agenda transformasi digital menuju era industri 4.0.

Prospek pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang makin baik tahun ini tercermin dari pergerakan bisnis Metrodata Electronics khususnya unit Distribusi untuk segmen Consumer yang mulai pulih.

Demikian juga bisnis unit Distribusi segmen Commercial dan juga bisnis unit Solutions & Consulting terus meningkat karena dorongan yang datang dari proses transformasi digital perusahaan-perusahaan di Indonesia.

“Kami optimis di tahun 2024 ini akan semakin banyak perusahaan membutuhkan jasa Metrodata Group dalam melakukan transformasi digital menuju Industri 4.0,” kata Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk dalam keterangan pers yang dikutip, Senin, 19 Februari.

Era industri 4.0 merupakan era terintegrasinya dunia online dan lini produksi di industri. Di era ini semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama, yang menyebabkan peningkatan permintaan akan perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan integrasi sistem untuk memastikan produk-produk ini dapat diterapkan oleh bisnis, yang ditawarkan oleh MTDL sebagai solusi lengkap untuk kebutuhan TIK.

Baca Juga :   MTDL Bagikan Dividen Tertinggi Sepanjang Sejarah, Sejumlah Rp 257,8 Miliar dengan Payout Ratio 39,6%

Teknologi yang mendampingi penerapan menuju Industri 4.0 juga meliputi Internet of Things (IoT), selain kecerdasan buatan (AI). Selain itu, ada juga penerapan cloud computing dengan cyber security multi layer yang mumpuni, didasari oleh kolaborasi antara IT (Informasi Teknologi) dan OT (Operasional Teknologi) kelas dunia. Kebutuhan transformasi digital pelaku bisnis juga masih sangat luas untuk area seperti Business Application (ERP), digital business platform (API), serta proyek-proyek pengembangan lainnya.

Baru-baru ini juga MTDL telah menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan FPT Information System (FPT IS), sebuah perusahaan terkemuka dalam digital transformation di Vietnam. Memorandum ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan bersinergi dalam pembangunan solusi transformasi digital kelas dunia, yang didukung oleh solusi Cloud, Data, dan Artificial Intelligence, guna menangkap peluang digital Indonesia yang terus berkembang.

Dalam kolaborasi ini, Metrodata dan FPT akan bersama-sama fokus untuk mempromosikan aplikasi berbasis Artificial Intelligence guna meningkatkan produktivitas dan mempercepat kemajuan menuju pencapaian tujuan ‘Visi Indonesia 2045’. Tindakan strategis ini sejalan dengan komitmen kami untuk menjadikan teknologi sebagai mesin pertumbuhan dan mercusuar bagi pembangunan ekonomi digital berkelanjutan Indonesia,” ujar Susanto.

Baca Juga :   MTDL Anggarkan Capex Rp120 Miliar untuk Ekspansi Logistic Center di Cibitung

“Kita dapat melihat dengan jelas bahwa ekonomi digital Indonesia menawarkan banyak peluang dan prospek, dengan proyeksi mencapai US$ 1,5 triliun, menyumbang 14% dari PDB. Terutama, infrastruktur Cloud dan peluang terkait Artificial Intelligence diharapkan akan berlipat ganda setiap lima tahun. Daya saing digital Indonesia telah meningkat drastis selama bertahun-tahun, terutama selama pandemi Covid-19, memberikan kesempatan bagi perusahaan teknologi seperti FPT IS dan Metrodata untuk berkontribusi dalam mempercepat pemulihan ekonomi.”

“Oleh sebab itu MTDL optimis akan bisa mencapai pertumbuhan pendapatan mencapai sekitar Rp25Triliun di tahun ini dari tingginya kebutuhan akan transformasi digital di Indonesia,” ungkap Susanto.

Tahun 2023 lalu, MTDL membukukan pendapatan bersih sebesar Rp15,11 triliun, turun 0,44% dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp15,18 triliun.

Sementara itu, laba bersih MTDL tahun lalu sebesar Rp401,81 miliar, naik 8,18% dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp371,42 miliar.

 

Leave a reply

Iconomics