Acer Group Indonesia Tambah Kapasitas Produksi di Lahan 10 Ribu Meter Persegi Daerah Bekasi, Jabar
Acer Group Indonesia melakukan ekspansi fasilitas manufaktur perangkat teknologi yang berlokasi di Acer Manufacturing Indonesia (AMI), Marunda Center, Bekasi, Jawa Barat. Dengan luas lahan sekitar 10 ribu meter persegi, AMI hadir dengan kapasitas produksi yang lebih besar untuk memenuhi perangkat teknologi berbagai kalangan melalui lini produk standar global.
Presiden Direktur Acer Indonesia Leny Ng mengatakan, fasilitas produksi itu dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), pusat suku cadang, dan manajemen pergudangan yang terintegrasi. Dari sisi operasional, Acer Indonesia mendukung keberlanjutan global dengan menerapkan green manufacturing, termasuk penggunaan energi terbarukan, pengurangan limbah, dan efisiensi energi.
“Langkah ekspansi AMI ini sejalan dengan komitmen perusahaan, untuk menghadirkan rangkaian perangkat teknologi yang memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan, baik individu, korporat, UMKM hingga instansi pemerintah,” kata Leny di AMI, Marunda Center, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/12).
Seiring dengan perluasan fasilitas produksi, kata Leny, Acer Indonesia membuka peluang kerja sama dengan perusahaan dalam negeri dan instansi pemerintah. Hal itu dilakukan untuk mendukung pemerintah dalam menciptakan ekosistem produk dalam negeri (PDN) yang berkelanjutan.
“Kami berharap, melalui AMI, perusahaan dapat menjadi bagian dalam penguatan perekonomian dan pertumbuhan industri teknologi di Tanah Air,” kata Leny.
Dalam rangka menuju smart factory di 2028, kata Leny, AMI menerapkan sejumlah upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi. AMI mewujudkannya melalui adopsi teknologi manufacturing modern, seperti conveyor line production dan auto inspection check yang menggunakan AI berbasis kamera.
Di sisi lain, kata Leny, AMI turut mendorong pertumbuhan industri teknologi lokal, dengan menghadirkan rangkaian produk unggulan yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di pasar domestik dengan nilai bobot manfaat perusahaan melebihi 40%. “Membangun sinergi guna menciptakan produk teknologi berkualitas tinggi yang sesuai kebutuhan pasar lokal dan global,” ujar Leny.
Sementara itu, Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian Heru Kustanto menambahkan, upaya AMI itu merupakan langkah strategis untuk mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri, sehingga mampu memiliki daya saing di tingkat internasional.
“Dengan komitmen AMI dalam meningkatkan TKDN dan bobot manfaat perusahaan hingga melebihi 40%, kami mengapresiasi kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan kolaborasi dengan mitra lokal melalui penerapan teknologi mutakhir,” kata Heru.