UOB Indonesia Bagikan Strategi Perencanaan Keuangan Dalam Rangka Hadapi Ketidakpastian Global

0
33
Reporter: Rommy Yudhistira

UOB Indonesia menilai perlu waspada dan perencanaan ekonomi yang matang untuk menyesuaikan keadaan ekonomi saat ini. Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5% untuk mengatasi inflasi global sehingga pelemahan nilai tukar rupiah yang turun hingga Rp 15.800 pada akhir 2024.

Dala rangka itu, kata Executive Director Deposit and Wealth Management Head UOB Indonesia Vera Margaret, pihaknya berbagi strategi perencanaan keuangan bagi masyarakat. Ketika pendapatan naik, ada baiknya gaya hidup tidak ikut menyesuaikan dan masyarakat diminta untuk mencatat pengeluaran selama 1 atau 2 bulan, untuk mengetahui kebiasaan pengeluarannya.

Adapun alokasi keuangan yang ideal per bulan, kata Vera, berkisar 5%-10% untuk keinginan berupa hiburan, olahraga dan pembelian gawai terbaru. Sementara, untuk porsi tabungan sebesar 10%-20% berupa dana darurat, investasi dan asuransi. Kemudian, kebutuhan memiliki porsi terbesar yaitu 70%-85%, dialokasikan untuk biaya tempat tinggal, makanan, pembayaran utang atau cicilan, dan lainnya.

“Didukung dengan risk first approach, UOB percaya bahwa pengenalan risiko yang baik akan membantu masyarakat dalam mengelola keuangan dengan baik dan aman,” kata Vera dalam acara media gathering di Thamrin Nine, Jakarta, Jumat (24/1).

Baca Juga :   Perusahaan AS Khawatir dengan Kenaikan Harga Minyak Dunia

UOB Indonesia, kata Vera, memiliki ragam produk tabungan yang bisa membantu masyarakat dalam mengelola keuangan. Adapun produk yang ditawarkan yakni UOB One Account, UOB Stash Account, Lady’s Saving Account, dan UOB Privilege Account.

“Pada 2025 ini, UOB meluncurkan kembali (program) waktu indonesia menabung yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam pengelolaan keuangan yang baik serta meningkatkan kesadaran menabung melalui program gamifikasi agar membuat aktifitas menabung menjadi lebih menyenangkan,” ujar Vera.

Sebagai informasi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat penurunan rata-rata saldo tabungan masyarakat Indonesia. Aset tabungan masyarakat turun 40% dalam 5 tahun terakhir. Sejalan dengan data itu, survei Globalstats menunjukkan sebanyak 70% masyarakat Indonesia tidak memiliki tabungan. Survei itu dilakukan pada 1.000 responden di seluruh Indonesia pada Desember 2024.

Leave a reply

Iconomics