Antler Telah Investasi Tahap Awal Rp49 Miliar pada Tahun 2024 di Indonesia, Bagaimana Tahun 2025?

Agung Bezharie Hadinegoro jadi Partner, Antler Indonesia/Dok. Antler
Antler selesaikan 96 investasi senilai lebih dari US$12,5 juta atau setara Rp204 miliar di Asia Tenggara pada tahun 2024.
Meski kondisi pasar menantang, Antler mempertahankan laju investasi yang stabil dibandingkan dengan 104 investasi pada tahun 2023 senilai lebih dari US$12,6 juta atau setara Rp205,6 miliar.
Dalam 2 tahun terakhir, Antler telah berinvestasi dalam 200 startups di kawasan ini dengan total nilai investasi mencapai US$25 juta atau setara Rp 408 miliar.
Khusus di Indonesia, Antler telah menyalurkan US$3 juta atau setara Rp49 miliar melalui 25 investasi tahap awal pada tahun 2024, mempertahankan momentum investasi yang konsisten menyusul 25 investasi senilai US$3,2 juta atau setara Rp52,2 miliar pada tahun 2023.
Realisasi ini menjadikan total investasi perusahaan di Indonesia mencapai 50 investasi senilai US$6,2 juta atau setara Rp101,2 miliar selama dua tahun terakhir.
Partner Antler Indonesia, Agung Bezharie Hadinegoro mengatakan pihaknya percaya perusahaan terbaik dibangun di pasar yang paling sulit. Saat yang lain melihat ketidakpastian, pihaknya melihat peluang.
“Lingkungan pasar saat ini telah menciptakan kondisi ideal untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan efisien modal. Founder saat ini lebih fokus pada fundamental dan memecahkan masalah nyata, yang sangat selaras dengan tesis investasi kami. Ke depan, kami yakin tantangan terbesar bukan akan bersifat teknologi—melainkan sosial. Kesenjangan antara organisasi yang menggunakan AI dan yang gagal beradaptasi akan melebar secara dramatis,” katanya dalam keterangan resmi.
Ia mengatakan kesuksesan tidak hanya akan datang dari memiliki AI terbaik, tetapi dari pemahaman mendalam tentang cara menerapkannya untuk memecahkan masalah nyata.
“Inilah mengapa kami sangat antusias dengan aplikasi AI vertikal, di mana founder menggabungkan keahlian domain dengan kemampuan AI untuk memecahkan tantangan industri spesifik,” katanya.
Antler menyampaikan perusahaan-perusahaan portofolio Asia Tenggara milik Antler telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa sejak berdirinya Antler, secara kolektif berhasil mendapatkan pendanaan lanjutan lebih dari US$350 juta atau setara Rp5,7 triliun, yang menunjukkan kekuatan tesis investasi dan pemilihan founder mereka.
Aktivitas investasi yang berkelanjutan ini terjadi di tengah penurunan signifikan dalam lanskap pendanaan Asia Tenggara. Menurut laporan terbaru Tracxn, pendanaan teknologi di kawasan ini turun 59% year-on-year menjadi US$2,84 miliar setara Rp46,35 triliun pada tahun 2024, menandai penurunan 80% dari US$14,2 miliar atau setara Rp231,76 triliun pada tahun 2022.
Melanjutkan momentum ini, Antler akan menargetkan untuk menyalurkan US$20 juta atau setara Rp326,4 miliar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada semester pertama 2025, memperkuat posisinya sebagai katalis utama dalam ekosistem startup.