Cetak Laba Rp15,56 Triliun, Saham BBRI Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa

0
292

Kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk  yang cemerlang disambut positif pelaku pasar modal. Harga saham emiten dengan kode BBRI ini melenting ke level tertinggi sepajang masa atau All Time High (ATH).

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (27/4) atau sesaat setelah jajaran pengurus BRI mengumumkan laporan keuangannya, harga saham BBRI ditutup naik 2,49% pada level Rp5.150, yang merupakan level tertinggi sepanjang masa.

Kenaikan harga BBRI tersebut membuat kapitalisasi pasar BBRI menjadi Rp772,72 triliun dan mengindikasikan kepercayaan investor terhadap BRI terus meningkat meskipun di tengah risiko perekonomian global yang masih menantang.

Pada perdagangan saham Jumat (28/4), setelah dibuka pada level Rp5.175 pada awal perdangan, harga saham BBRI bergerak di kisaan Rp5.100 hingga Rp5.275.

Pada paparan kinerja keuangan kuartal I 2023 pada Kamis (28/4/2023), Sunarso, Direktur Utama BRI mengungkapkan bahwa di tengah gejolak perekonomian global, pada 3 bulan pertama di tahun 2023, BRI dapat melanjutkan kinerja positifnya dengan mencatatkan laba secara konsolidasian (BRI Group) sebesar Rp15,56 triliun atau tumbuh 27,37% year on year (yoy). Kenaikan laba tersebut diiringi dengan pertumbuhan asset menjadi Rp1.822,97 triliun atau tumbuh 10,46% yoy.

Baca Juga :   Kado Tahun Baru dari BRI, Dividen Interim Sebesar Rp8,63 Triliun

Tak hanya itu, BRI juga mengalami peningkatan dari sisi penyaluran kredit dengan kontributor utama di segmen mikro yang tumbuh 11,18%, sehingga total kredit dan pembiayaan BRI Group menjadi sebesar Rp1.180,12 triliun. “Khusus untuk segmen UMKM porsinya telah mencapai 83,86% dari total kredit BRI atau setara dengan Rp989,64 triliun”, ujar Sunarso.

Pertumbuhan kredit tersebut juga diiringi dengan pengelolaan manajemen risiko yang prudent dalam penyaluran kredit. Tercermin dari rasio NPL pada akhir kuartal I 2023 sebesar 2,86% atau membaik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09%.

“Meskipun kualitas kredit membaik, BRI tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage mencapai 282,49%. Hal ini merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, dan perlambatan ekonomi dunia,” ungkap Sunarso.

Dari sisi pendanaan, BRI mampu menghimpun DPK sebesar Rp1.255,45 triliun atau tumbuh double digit sebesar 11,45% yoy. Di samping itu, kontributor lain yang menjadi penopang kinerja BRI yakni pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 11,45% yoy atau mencapai senilai Rp5,08 triliun.

Baca Juga :   Dirkeu BRI Sebut BUMN Punya Peran Ganda untuk Negara

Sunarso pun mengungkapkan optimismenya kedepan dimana prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI juga akan lebih baik di tahun 2023, dengan kredit BRI kami proyeksikan mampu tumbuh di level 10-12% dan didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM khususnya Mikro dan Ultra Mikro.

Leave a reply

Iconomics