HUT ke-14, Indonesia Infrastructure Finance Resmi Mencatatkan Obligasi Perpetual Berwawasan Lingkungan Pertama di BEI

Reynaldi Hermansjah, Direktur Utama IIF menyampaikan sambutan pada seremoni pencatatan perdana Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 15 Januari 2024.
Tepat pada hari ulang tahunnya (HUT) ke-14 pada Senin, 15 Januari 2024, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) resmi mencatatkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Surat berharga yang tak memiliki tanggal jatuh tempo ini – sehingga disebut perpetual – memiliki total nilai emisi Rp335,19 miliar.
I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan surat berharga milik IFF ini sebenarnya sudah resmi tercatat di BEI pada 10 Januari lalu. Namun, tambahnya, seremoni pencatatan baru dilakukan pada 15 Januari 2024, bertepatan dengan ulang tahun IIF yang ke-14.
“Kami sampaikan selamat kepada Indonesia Infrastructure Finance yang telah mencatatkan sejarah sebagai penerbit surat berharga perpetual pertama yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia,” ujar Nyoman dalam sambutannya pada acara seremoni pencatatan perdana di Main Hall BEI, Senin, 15 Januari.
Nyoman mengatakan selain sebagai obligasi perpetual pertama di BEI, BEI juga mengapresiasi IFF karena surat berharga ini juga memiliki atribut berwawasan lingkungan.
Atribut berwawasan lingkungan ini merupakan komitmen dari Perseroan untuk menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dengan memperhatikan dampak yang diberikan kepada lingkungan.
Surat beharga ini, menurut Nyoman, hadir di pasar modal sebagai strategi pembiayaan yang inovatif bagi IIF dan sekaligus menjadi opsi investasi baru yang berwawasan lingkungan bagi pemodal profesional.
“Kami yakin surat berharga perpetual ini semakin menarik bagi investor karena memperoleh peringkat idAA (double A) dari Pefindo. Harapan kami ke depan, lebih banyak instrumen pasar modal yang memberikan perhatian kepada lingkungan,” ujarnya.
IIF adalah lembaga keuangan swasta yang didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pendanaan atau sumber pendanaan bagi IIF.
“Pencatatan Surat Beharga Perpetual Berwawasan Lingkungan PT Indonesia Infrastructure Finance di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2024 ini merupkan salah satu alternatif kami untuk mencari pendanaan,” ujar Reynaldi Hermansjah, Direktur Utama IIF.
Selain pencatatan obligasi ini, pada akhir Desember 2023, IIF juga telah mencatatan obligasi korporasi berkelanjutan II tahun 2023.
Pencatatan instrumen-instrumen ini di Bursa Efek Indonesia, menurut Reynaldi, menegaskan peran strategis IFF sebagai katalis dan enabler.
“Pada saat penerbitan obligasi korporasi kemarin, hampur lebih dari 60% pemilik porsi daripada obligasi itu adalah investor ritel. Ini merupakan upaya kami untuk selalu terus menerus memajukan atau mendorong investor ritel untuk memahami tentang pembangunan infrastruktur dan salah satunya melalui kepemilikan obligasi. Jadi, di situ kami telah mendorong peran kami sebagai enabler,”ujarnya.
Reynaldi mengatakan peran Perseroan sebagai katalis diwujudkan melalui penerbitan Surat Beharga Perpetual Berwawasan Lingkungan ini.
Disebut katalis, jelasnya, karena ini merupakan surat berharga pertama yang dicatatkan di Bursa Efek Indoenesia yang bersifat perpetual dan dilakukan secara public offering.
Selain itu, surat berharga ini juga merupakan surat berharga pertama yang mengacu kepada POJK No.11 tahun 2018. POJK tersebut mengatur tentang tata cara kepemilikan efek bagi profesional investor.
“Dengan berbagai terobosan ini kami dari IFF bersyukur untuk dapat turut meramaikan pasar modal Indonesia baik dari sisi jenis instrumen-instrumennya maupun dari keberagaman produk green investment di pasar modal kita,” ujar Reynaldi.
Leave a reply
